Haji Riang Gembira 2023 Part 15: City Tour dan Evaluasi Haji

NU CILACAP ONLINE – Saya mewakili mas Arif Himawan KBIHUNU untuk memimpin rapat persiapan City Tour dan evaluasi haji meliputi pelaksanaan thawaf ifadlah dan sa’i di kloter SOC 69 bersama karu dan karom yang tergabung di KBIHUNU Cilacap.

City Tour merupakan program tambahan yang dijadwalkan oleh KBIHUNU dan ini adalah program syukuran jamaah haji setelah selesai melaksanakan thawaf ifadlah sa’i dan tahallul tsani yang berarti selesai sudah seluruh rangkaian ibadah haji. Sudah sah jadi haji dan hajjah.

Rapat Evaluasi Haji

Awalnya tentu bingung dan grogi. Mau ngomong apa dan mulai dari mana. Tapi karena ini merupakan kewajiban dan dawuh, ya sami’na wa atha’na. Sebisanya. Yang penting namanya rapat. Rapat itu kumpul dengan orang lebih dari dua, ngomongin topik yang sama untuk menemukan solusi atas problem yang dihadapi. Kalau kumpul lima orang tapi mereka sibuk sendiri-sendiri dengan gadgetnya, itu jelas bukan rapat.

Rapat dimulai jam 14.30, dihadiri oleh ketua regu (karu) dan ketua rombongan (karom). Saya tidak ngitung jumlahnya berapa, tetapi jelas lebih dari 20 orang. Rapat diadakan di lorong atau koridor lantai 5 hotel tharawat Misfalah, secara terbuka. Kalau tertutup namanya bukan rapat, tapi rapet.

Saya memulai rapat dengan berbasa-basi, yang berfungsi untuk menata hati. Ada dua agenda rapat, yakni persiapan City Tour dan evaluasi haji. Namun, saya balik menjadi evaluasi haji dan persiapan City Tour.

Agenda rapat pertama, evaluasi haji. Pertama, saya memberikan gambaran apa dan bagaimana itu thawaf ifadlah, sa’i, dan tahallul tsani seperti dalam manasik. Lalu saya menanyakan kepada karu dan karom yang hadir. Adakah di antara karu dan karom yang anggotanya belum melaksanakan thawaf ifadlah ? Pertanyaan ini saya ajukan karena menyangkut keabsahan ibadah haji. Jawabannya kompak, tidak ada. Semuanya sudah melaksanakan.

Alhamdulillah. Tenang hati saya. Rapat akan segera selesai dan berganti topik. Itu batin saya. Dari sebelah kanan jauh ada seorang yang ngacung, mungkin karom. Dia menyampaikan bahwa di rombongannya ada satu orang yang belum, namanya Ibu ‘S’. Waduh, ini bakalan jadi problem. Bagaimanapun, thawaf ifadlah harus dilaksanakan terlebih dahulu karena ini rukun yang tidak boleh ditinggalkan. Itu batin saya lagi. Ketika ditanya kenapa, dia menjawab, sakit pak, dan dirujuk ke rumah sakit.

Alhamdulillah. Ayem rasanya. Lalu saya melanjutkan, Itu berarti, selain yang berada di rumah sakit, semua jamaah kloter SOC 69 sudah selesai melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji, dan semuanya sah menyandang gelar haji. Terdengar suara serempak dari karu karom: Alhamdulillah.

Namun demikian, saya masih meminta agar karu karom menyisir ke anggota regu dan rombongannya untuk memastikan bahwa pelaksanaan thawaf ifadlah dan sa’i sudah sesuai dengan ketentuan yang disyariatkan. Misalnya, thawaf ya 7 putaran dalam kondisi suci dan menutup aurat. Sa’i juga 7 kali dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya, diawali di Shafa dan diakhiri di Marwah.

Mabrur atau Tidak ?

Dengan gaya sok tahu, saya menyampaikan bahwa mabrur atau tidak haji kita, itu bukan urusan kita, tapi urusan Gusti Allah. Urusan kita berdoa agar menjadi mabrur diiringi dengan ucapan dan perbuatan yang baik dan bermanfaat setelah sah menjadi haji dan sepulang dari Arab Saudi.

Namun sebetulnya, kita bisa melihat ciri-ciri kemabruran haji seseorang. Paling tidak ada 3 hal. Pertama, thayyibul kalam, omongannya bagus, santun, tidak sengak, suka senyum, dan lain-lain.

Kedua, ifsya-ussalam, yakni menebarkan kedamaian, baik melalui ucapan maupun tindakan, membuat orang lain merasa nyaman. Inti Islam itu di sini, damai.

Ketiga, ith’amutha’am, yakni memberi makan. Bahasa kerennya, memiliki solidaritas sosial, senang bersedekah, membantu sesama. Kalau bahasa Jawanya, loman, seneng aweh, nyah-nyoh. Tapi yang dinyah-nyoh itu milik sendiri, bukan milik orang lain.

City Tour Jamaah Haji

Agenda pertama rapat selesai dan tuntas. Selanjutnya adalah agenda kedua, persiapan City Tour. Rupanya peserta lebih tertarik di pembahasan City Tour. Untuk persiapan City Tour bagi jamaah kloter SOC 69 disediakan sebanyak 5 bus.

Asumsinya, jumlah jamaah di kloter ini seluruhnya 360 dikurangi lansia, dikurangi yang risti, dikurangi yang sakit, dikurangi yang menjaga lansia, da dikurangi yang non KBIHUNU. Jadi 5 bus Insya Allah cukup.

Destinasi yang akan dikunjungi adalah jabal Tsur, Arafah, jabal Rahmah, Muzdalifah, tugu penyembelihan Nabi Ismail, Mina, dan jabal Nur.

Rapat memutuskan bahwa semua jamaah yang berminat mengikuti kegiatan ini harus sudah stand by atau kumpul di lobby hotel pada Kamis pagi jam 06.30. Mereka sudah harus makan pagi, membawa satu botol air mineral (boleh lebih ya), payung atau topi, uang secukupnya untuk beli oleh-oleh, dan ini yang tidak boleh dilupakan, hp full batery 100%.

Ketika saya sebut hp full batery 100%, mereka cuma senyum-senyum saja. Dalam hatinya mungkin berkata, nggak usah disampaikan di forum juga pasti disiapkan, ini wajib ‘ain hukumnya. Batery hp full lebih penting melebihi yang lain-lain. Sepertinya mereka siap semuanya. Jadi rapat selesai.

Membayar Dam

Ada beberapa pertanyaan terkait dengan tour guide, durasi di lokasi, pulang ke hotel jam berapa, memakai seragam apa, di sana bagaimana, dan lain-lain hal teknis yang langsung bisa diatasi.

Sebelum rapat diakhiri, sekali lagi saya menekankan kepada karu dan karom soal penyisiran kepada jamaah dalam hal thawaf ifadlah dan sa’i, karena ini untuk keabsahan haji. Bukankah kita datang ke Makkah itu tujuan utamanya adalah untuk haji, menyempurnakan rukun Islam yang lima.

Kalau memang harus bayar dam (denda), ya bayar. Pada dasarnya, bayar dam itu bukan untuk orang lain, tetapi untuk diri kita sendiri, untuk kesempurnaan haji kita.

Sayang sekali kalau haji yang nunggunya sampai 12 tahun, setelah sampai di Makkah, pelaksanaannya juga dengan perjuangan yang berat, ujian dan tempaan fisik yang berat, harus berdesakan, kok tidak sempurna hajinya hanya gara-gara tidak bayar dam, eman kan. Maka mumpung masih di Makkah, dam segera dibayar kalau memang harus dibayar.

Rapatpun selesai. Wassalamu’alaikum. (Bersambung ke part 16)

Tentang Penulis

Tentang Penulis

Fahrur Rozi, ketua Lakpesdam PCNU Cilacap, kepala LP2M Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap. (Tharawat Hotel Misfalah, 6 Juli 2023)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button