Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 Bertepatan Hari Raya Waisak

NU CILACAP ONLINE – Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 akan terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Raya Waisak, hari penting bagi umat Buddha, Apa Itu Hari Raya Waisak?

Menurut laman Edukasi Sains Antariksa LAPAN, kedua peristiwa ini memiliki kaitan. Selain itu, Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 26 Mei ini juga sangat spesial karena gerhana Bulan kali ini beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi.

Puncak gerhana terjadi pada pukul 18.18 WIB / 19.18 WITA / 20.18 WIT dengan jarak 357.464 km dari Bumi, sementara itu puncak Perige terjadi pada pukul 08.57 WIB / 09.57 WITA / 10.57 WIT dengan jarak 357.316 km dari Bumi. Oleh karena itu, gerhana Bulan kali ini juga dapat disebut sebagai Bulan Merah Super (Super Blood Moon) mengingat lebar sudutnya yang lebih besar dan lebih terang dibandingkan dengan rata-rata.

Gerhana Bulan dan Hari Raya Waisak

Selain itu, durasi fase total gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik. Gerhana Bulan Total kali ini juga terjadi bertepatan dengan Detik-Detik Waisak yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha yang jatuh pada 26 Mei pukul 18.13 / 19.13 / 20.13 dengan jarak 357.461 kilometer dari Bumi.

Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka. Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, dengan bumi berada di antara keduanya.

Karena cahaya Matahari menerangi permukaan Bulan secara maksimal, maka bulan nampak bulat sempurna dipandang dari Bumi. Kedudukan membentuk garis lurus seperti itu dikenal dengan istilah oposisi [solar] atau istiqbal. Jadi Matahari dan Bulan membentuk sudut 180° satu sama lain dalam peredarannya. Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180° di hari Waisak dikenal sebagai “detik-detik Waisak.”

Dengan kata lain, Gerhana Bulan Total 2021 bersamaaan detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan.

Keputusan merayakan Trisuci ini diatur dalam Konferensi World Fellowship of Buddhists (WFB). Secara global, Gerhana Bulan Total kali ini dapat disaksikan oleh Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian Timur, Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname dan Guyana Prancis.

Gerhana Bulan Total kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah Timur-Tenggara (hingga Tenggara untuk Indonesia bagian Timur) tanpa menggunakan alat bantu optik apapun. Gerhana Bulan Total yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003. Fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087 dan 29 Mei 2106.

Bahkan, 16 Mei 2003 merupakan salah satu di antara dua Bulan Super Merah yang terjadi ketika Hari Raya Waisak di abad ke-21 selain 26 Mei 2021. Bulan Super Merah yang beriringan dengan Hari Raya Waisak pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-19, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845. Fenomena ini berulang setiap 195 tahun sekali akan terjadi kembali pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217 dan 16 Mei 2394.

Apa Itu Hari Raya Waisak?

Waisak merupakan salah satu festival umat Buddha yang paling penting. Ia juga memiliki nama lain yaitu Wesak atau Hari Buddha. Hari Waisak juga dianggap sebagai perayaan ulang tahun Buddha, dan bagi sebagian umatnya, Waisak menjadi tanda pencerahan dari seorang Buddha, ketika ia menemukan makna hidup. Seorang Buddhis, sebutan untuk umat Buddha, akan merenungkan ajaran Buddha dan apa artinya menjadi seorang Buddhis, pada hari Waisak.

Melansir BBC, umat Buddha tidak percaya pada tuhan tunggal yang menciptakan dunia dan segala isinya. Terima kasih telah membaca Kompas.com. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Bahkan sebagian besar umat Buddha percaya pada ajaran seorang pria bernama Siddhartha Gautama yang tak lain dan tak bukan, adalah Buddha.

Buddha diyakini adalah seorang pangeran yang dilahirkan dalam keluarga kaya di sebuah daerah yang kini disebut Nepal. Ia dilahirkan pada abad ke-5 SM. Selain itu, umat Buddha meyakini bahwa Siddhartha Gautama menyadari kekayaan dan kemewahan tak menjamin kebahagiaan.

Oleh karena itu, ia melakukan perjalanan sebagai orang suci yang tidak memiliki rumah. Hal ini Buddha lakukan untuk belajar lebih banyak tentang dunia hingga melihat penderitaan di dunia. Setelah enam tahun belajar dan meditasi selama perjalanannya, Buddha menjadi sadar secara spiritual dan mencapai tujuannya untuk menemukan makna dalam kehidupan.

Hal tersebut yang dikenal dengan pencerahan. Dan hal ini pula yang menjadikan Siddharta Gautama disebut Buddha. Selama sisa hidupnya ia mengajar pengikutnya tentang pengalaman tersebut. Perlu diketahui, sebutan Buddha diyakini bukan merupakan nama, melainkan gelar yang berarti seseorang yang tercerahkan atau terbangun.

Kapan Waisak dirayakan? Hari Raya Waisak selalu dirayakan setiap satu tahun sekali. Untuk 2021, Waisak jatuh pada Kamis, 26 Mei. Adapun tanggal Waisak tak tetap setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan penghitungan berdasarkan bulan purnama penuh pada kalender lunar kuno Vesakha (Waisak). Bulan tersebut memang biasanya jatuh pada Mei atau awal Juni. Alhasil, perayaan Waisak jatuh tak jauh di rentang bulan Mei-Juni.

Selamat menyaksikan Gerhana Bulan Total 2021, Selamat Merayakan Hari Raya Waisak Bagi Umat Budaha.

Penulis: Imam Hamidi Antassalam
Editor: Ahmah Nur Wahidin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button