Sarif Abdillah : Ada 3 Kunci Pemberdayaan Berkesinambungan

NU CILACAP ONLINE – Pengetahuan, modal dan kekuasaan merupakan 3 (tiga) kunci utama dalam organisasi pemberdayaan yang berkesinambungan. Demikian ungkap Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah H Sarif Abdillah S.Pd.I.

Sarif Abdillah mengatakan hal itu saat menjadi narasumber Ngobrol Pintar (Ngopi) Bareng Kakungé, Akademi Desa Cilacap Bercahaya (ADCB).

Dalam kesempatan diskusi di pondok kopi kampoeng Sugara Karanggintung, Gandrungmangu, Cilacap. Ahad, 16/7/2023. tersebut, hadir para aktivis Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Se-Cilacap,

“Organisasi pemberdayaan maupun pemberdayaan organisasi yang berkesinambungan kuncinya ada 3. Dan itu harus dapat berjalan semua agar proposional dan seimbang dalam pergerakannya,” tutur Sarif Abdillah .

3 Kunci yang pertama, pemberdayaan organisasi harus berbasis pada ilmu pengetahuan. Karena bagaimana mau menyebarkan nilai-nilai dalam organisasi yang kita ikuti jika tidak memiliki ‘daya bangkit’ dan berbasis pada ilmu pengetahuan.

“Pengetahuan adalah komponen penting dan kunci utama dalam organisasi yang tak boleh ditinggalkan,” lanjutnya.

Kedua adalah modal. Modal tersebut menurut Sarif Abdillah adalah komponen pergerakan ekonomi, pegembangan perekonomian organisasi dan para kadernya.

“Modal ini juga sama pentingnya dengan pengetahuan karena para kader juga harus memiliki modal ekonomi yang cukup untuk mengembangkan, menguatkan organisasi,” tegas Sarif Abdillah kepada NU Cilacap Online.

Kekuasaan untuk Pemberdayaan

Kemudian, 3 kunci utama ke tiga pemberdayaan berkesinambungan adalah kekuasaan. Kekuasaan ini luas, tidak hanya sebatas pada kekuasaan politik praktis saja.

Menurut Sarif Abdillah, kekuasaan politik juga tidak hanya dalam ranah pemerintahan atau kekuasaan saja. Karena kekuasaan dan politik memiliki arti yang sangat luas, misalnya politik kebangsasan yang harus terus dijalankan.

“3 komonen kunci; pengetahuan, modal dan kekuasaan serta pemberdayaan SDM pada ranah kaderisasi dalam organisasi itu harus dapat dijalankan semua agar organisasi dapat terus berjalan berkesinambungan dan memilki dampak yang nyata untuk masyarakat, Negara, bangsa dan agama.” pungkasnya.

Sebelumnya Direktur ADCB, Suripto S.Ag menerangkan bahwa ADCB merupakan forum diskusi para aktivis pemberdayaan masyarakat dan desa.

“Sebagai forum diskusi guna merumuskan dan menawarkan program-program pemberdayaan pada kelompok-kelompok produktif dalam masyarakat desa.” terang Suripto.(IHA).

Baca juga Ngaji Pemberdayaan Ekonomi MWCNU Karangpucung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button