Pekan Menyusui Sedunia “Dukungan Menyusui Bagi Ibu Bekerja ”

Diskusi PW Fatayat NU Jawa Tengah

NU CILACAP ONLINE – Menyambut Hari Asi Sedunia yang diperingati pada tanggal 1-7 Agustus, Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Tengah menggelar diskusi bertajuk Pekan Menyusui Sedunia “Dukungan Menyusui Bagi Ibu Bekerja ”.

Webinar inisiasi Pimpinan Wilayah (PW) Fatayat NU Jawa Tengah ini diikuti oleh kader Fatayat NU se Jawa Tengah melalui zoom meeting dan disiarkan live di kanal YouTube PW Fatayat NU Jawa Tengah pagi ini, Senin (7/8/2023).

Pemberian ASI eksklusif direkomendasikan selama 6 bulan pertama kehidupan bayi tanpa makanan tambahan apapun. Setelah 6 bulan, bayi diberi makanan pendamping, dan sampai usia 2 tahun ASI dilanjutkan guna meningkatkan status gizi agar menurunkan angka kematian anak.

Seorang perempuan menyusui mengharuskan dirinya untuk mengeluarkan ASI sepanjang hari, baik dengan menyusui maupun memompa ASI guna menghindari penumpukan ASI.

Sebagai pekerja, seorang perempuan mengalami kesulitan untuk mencapai ASI eksklusif selama 6 bulan dikarenakan waktu cuti hamil yang sedikit, serta ibu yang bekerja menghentikan menyusui secara dini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman memompa ASI dan cara penyimpanannnya.

Baca juga Donasi (Donor) ASI, Tinjauan Hukum Dan Etika Dalam Islam

Selain itu, terdapat kendala seperti kurangnya lingkungan yang higienis dan peralatan yang diperlukan seperti pompa ASI dan botol, serta pendingin untuk penyimpanan yang aman. Berdasarkan situasi tersebut, dalam rangka Pekan Menyusui Sedunia, PW Fatayat NU Jawa Tengah bekerjasama dengan UNICEF dan Tanoto Foundation melakukan diskusi dengan tema “Dukungan Menyusui bagi Ibu Bekerja.

Diskusi hari itu mendatangkan 3 orang narasumber sekaligus yakni Ning Imas Fatimatuz Zahra (Forum Daiyah PW Fatayat NU Jawa Tengah). Yulia Kumala Sari (PW AIMI Jawa Tengah), dan Dr Karina Widowati (UNICEF Indonesia).

Baca juga  Childfree Rasional: Bagaimana Menurut Pandangan Islam?

Dalam sambutannya, Ketua PW Fatayat NU Jawa Tengah Tazkiyatun Mutmainnah mengungkap bahwa kegiatan ini dilatar belakangi oleh kesadaran pentingnya ASI eksklusi bagi bayi. Karena ini akan berdampak pada kualitas dan kecerdasan generasi anak-anak. Maka dalam hal ini Fatayat mendorong kesadaran secara kolektif inisiai ASI ekslusif.

“Melahirkan generasi cerdas dan berkualitas adalah kewajiban kita. Mari kita di garda terdepan mendorong kesadaran kolektif ibu menyusui. Karena Asi adalah hak untuk bayi dan anak kita,” ajak Tazkiyatun Mutmainah.

Baca juga Pekan Muharram Karangrena dan Pesan Gus Dur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button