Inilah Jaman Kemajuan, Puisi Sindiran Gus Mus Terbaru

SOLO – NU Cilacap Online KH Ahmad Mustofa Bisri atau lebih dikenal Gus Mus baru-baru ini membacakan puisi sindiran terbaru terkait isu dunia politik Indonesia dan kebangsaan terkini lewat syairnya.

Sindiran itu disampaikan melalui puisi ‘balsem’ bertajuk ‘Inilah Jaman Kemajuan’ yang dibacakan Gus Mus saat tampil dalam sebuah acara di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) Jl. Ir. Sutami No. 57, Kota Surakarta pada Selasa, (31/10/2023) malam.

Dalam video kanal mata air, dokumentasi TBJT di bawah ini, dan vidio yang sudah beredar di media sosial melalui banyak akun, termasuk Sut.Budiharto di TikTok, Gus Mus terlihat berada di mimbar tengah membacakan tiga bait puisi mengawali penampilannya.

Sampai berita ini diunggah NU Cilacap Online Video tersebut telah ditonton sebanyak 13 ribu kali.

KH Mustofa Bisri Membaca Puisi

“Inilah Jaman Kemajuan// Ada sirup rasa jeruk, dan durian// Ada keripik rasa keju, dan ikan. //Ada republik, rasa kerajaan,” ucap Gus Mus memicu gelak tawa para penonton.

Belakangan diketahui bait puisi tersebut dibacakan kiai yang lahir pada 10 Agustus 1944 itu di acara yang bertajuk Silaturahmi Indonesia.

Selain Gus Mus, penyair lain yang tampil pada malam itu antara lain Timur Suprabana, Sosiawan Leak, Joni Ariadinata, Beno Siang Pamungkas, Abdul Wachid Bs, dan lainnya.

Gus Mus memang dikenal seringkali membuat puisi bernada sindirian terhadap situasi kontemporer yang sedang hangat terjadi dalam negeri.

Bahkan, untuk puisi yang bernada sindiran seperti itu Gus Mus sendiri mengaku, puisi macam itu dikategorikan sebagai ‘puisi balsem’.

Sebelumnya Gus Mus mengaku sejak jaman orde lama bahkan pada orde baru pernah dirinya baca puisi berakibat pada ketua panitianya diamankan oleh yang berwenang.

“Saya membaca puisi waktu itu, katanya karena ada puisi yang saya bacakan, padahal saya cuma baca puisi begini,” aku Gus Mus yang pernah menjadi Rais ‘Aam PBNU tahun 2014-2015.

“Inilah Jaman Kemajuan.//Ada sirup rasa jeruk,dan durian,// Ada keripik rasa keju, dan ikan.//Ada republik, rasa kerajaan,” ucap KH Ahmad Mustofa Bisri disambut tepuk tangan hadirin.

“Malam ini Saya tidak akan baca puisi yang gitu-gituan, Saya akan baca puisi-puisi cinta saja, supaya tidak ada yang tersinggung, karena sudah banyak yang menyinggung,” Imbuh Gus Mus yang juga pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.

Bahkan, banyak netizen yang mengatakan jika Gus Mus sudah memulai membuat puisi ‘balsem’ atau sindiran maka situasi politik dan kebangsaan kita memang sedang tidak baik-baik saja.

“Kalau Gus Mus sudah ngendiko lewat kata-kata puitisnya yang sarat makna, biasanya keadaan memang sedang tidak baik-baik saja,” ungkap akun Bams012295.

Kalau yang ngendiko (bicara) Gus Mus berarti ini sudah 99 persen nyata “republik rasa kerajaan”,” tulis akun sutarto.k.

Selain puisi sindiran yang berjudul ‘Inilah Jaman Kemajuan’ tersebut, ada sejumlah puisi ‘balsem’ sindiran Gus Mus yang terkenal sebelumnya antara lain berjudul Negeri Haha Hihi, Di Negeri Amplop, Kau Ini Bagaimana atawa Aku Harus Bagaimana, Bangsa Ini dan masih banyak lagi. (IHA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button