Banser Kawunganten Sulap Drum Bekas Jadi Perahu

NU CILACAP ONLINE –  Berangkat dari keprihatinan saat  menangani bencana banjir beruntun Cilacap di penghujung tahun 2020 lalu, Banser Kawunganten sulap drum bekas jadi perahu.

Tak ada rotan akar pun jadi, itulah moto mereka. Ide berawal saat  Bagana Satkoryon Kawunganten yang dinahkodai oleh Kanitsus Bagana Kawunganten Ndan Maman S menangani bencana banjir di Kecamatan Bantarsari dan Kroya pada akhir Desember 2020 lalu. Kepada Website Berita Nahdlatul Ulama NU Cilacap Online Maman bercerita bahwa waktu itu timnya terkendala saat mengevakuasi warga dikarenakan kurangnya armada perahu.

“Waktu itu, kita kekurangan armada. Padahal proses evakuasi warga mengharuskan kami mengggunakan perahu. Begitu juga saat pendistribusian bantuan logistik dan makanan.  Karena lokasi banjir sangat parah sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. Saat itulah kami bertekad untuk bisa memiliki perahu sendiri”, tuturnya.

Berangkat dari tekad tersebut, Banser Kawunganten bermaksud mewujudkannya dengan membeli perahu karet. Namun masalah kembali muncul saat mengetahui mahalnya  harga perahu sementara dana yang mereka miliki tidak mencukupi.

“ Awalnya kita mau beli perahu karet. Tapi ternyata harganya 25 juta. Padahal dana yang kami pegang hanya 2 juta. Tentu saja itu sangat memberatkan. Apalagi rata-rata anggota Banser juga bukan kalangan elite yang banyak duit”, ujarnya.

Drum Bekas Jadi Perahu, proses pembuatan perahu dari drum bekas
Drum Bekas Jadi Perahu: salah satu proses pembuatan perahu. Perahu ini  menghabiskan 8 buah drum palstik bekas wadah glukosa

Namun mereka tak menyerah begitu saja. Hal itu menurut Mamang menjadi tantangan tersendiri.

“Kami menerima masukan dari berbagai pihak. Bahwa untuk memiliki satu unit perahu tak harus mengeluarkan biaya sebesar itu. Ada juga yang turut menyumbang dana tambahan. Sampai akhirnya muncul ide untuk membuat perahu dari drum bekas”, lanjutnya.

Akhirnya , bertempat di rumah Maman di Desa Ujung Manik Kecamatan Kawunganten, Kanitus Bagana Kawunganten Ndan Maman S mengkoordinir anggotanya dalam eksekusi perahu. Pembuatan perahu ini memakan waktu kurang lebih 25 hari. Adapun bahan utama adalah drum plastik bekas wadah glukosa. Mereka menghabisakan 8 buah drum bekas.

Maman mengakui bahwa dari rencana sampai pembuatan semua  berjalan dengan lancar. Bahkan  ide ini juga menjadi sorotan dari Kasatkocab Banser Cilacap Hadi Musthofa. Untuk uji coba pertama kali, perahu drum bekas ambil bagian dalam pelatihan gabungan Banser Cilacap yang digelar di Lapangan Tembak Kecamata Adipala Minggu (14/02/21) kemarin. Maman mengaku bahagia dengan apresiasi ini.

“Sebuah ide yang tak terduga.  Alhamdulillah  buah karya Bagana Kawunganten  sudah jadi dan sudah di uji coba  di pelatihan gabungan Bagana Satkorcab Cilacap yang bertempat di Kecamatan Adipala”, terangnya.

Pembina Ansor Cilacap H Aid Mustakim juga mengapresiasi ide kreatif Banser Kawunganten.

“ Benar-benar luar biasa ide Banser Kawunganten ini. Meraka bisa memanfaatkan drum bekas yang   dianggap sepele menjadi perahu yang sangat berguna. Ini sangat patut untuk diapresiasi”, akunya.

Sementara itu Maman selaku Kanitus Bagana Kawunganten mengaku untuk terus memacu semangat dalam berkarya.

“Tentunya kami tidak berhenti sampai di sini,  Bagana Kawunganten selalu berupaya melengkapi alat evakuasi yang lebih maju tentunya juga memerlukan modal yang besar.Tidak menutup kemungkinan dukungan dari berbagai pihak untuk kemajuan dan kelengkapan sarana dan prasarana target kami adalah ingin memiliki armada sebagai alat angkut operasional Bagana Kawunganten”, pungkasnya.

Kontributor: Sohibul Faih
Editor: Naeli Rokhmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button