Ali Ash Shabuni Penulis Kitab Shafwatut Tafasir, Wafat

NU CILACAP ONLINE – Prof Dr Muhammad Ali Ash Shabuni, Penulis Kitab Shafwatut Tafasir, Wafat, Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Syekh Ali Ash Shabuni pernah ditanya tentang Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja)? Beliau menjawab dengan tegas: “semua aliran dalam Islam adalah termasuk Ahlussunnah wal Jamaah selama mempunyai iman kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Misalnya ada aliran Maturidiyah, Asy’ariyah, Salafiyah dan sebagainya, jika tidak keluar dari a-Qur’an dan As Sunnah maka termasuk Ahlussunah wal Jamaah”.

Ali Ash Shabuni menambahkan yang dimaksud dengan keluar dari al-Qur’an dan as-Sunnah diantanya adalah mencaci para sahabat nabi dan menambahkan ayat-ayat al-Qur’an. Karena itu sudah keluar dari konteks Ahlussunnah wal Jamaah.

“Para sahabat dan orang orang yang mengikuti mereka dengan baik adalah diridhoi Allah SWT, maka orang yang mengutuk sahabat, mencela sahabat, mencela pengikutnya, maka bukan termasuk mengikuti yang difirmankan Allah sehingga mereka bukan termasuk Ahlussunah. Kebiasaan orang yang melaknat sahabat-sahabat, baik Abu Bakar, Umar, Usman, Ali atau Muawiyah, juga bukan termasuk Ahlus Sunnah. Karena melalui beliaulah ilmu tentang Agana Islam sampai kepada kita,” tegas ulama yang karyanya banyak di kaji diIndonesia ini.

Demikian sekelimut dialog Ali Ash Shabuni pada tahun 2012 di Surabaya, sebagaimana pernah didokumentasikan oleh NU Online. Ali Ash Shabuni dengan tegas mengajak umat Islam untuk menjaga Aswaja, manhaj dan paham keagamaan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Ali bin Jamil Ash Shabuni, seorang seorang mufassir, pemikir baru yang cukup produktif dalam menghasilkan karya tulis, khususnya di bidang tafsir Al-Qur’an.

Artikel Terkait

Karya-karya Ali Ash-Shabuni sangat banyak yang sebagian besar konsen pada bidang tafsir. Berikut ini adalah karya-karya Ali Ash Shabuni:

  1. Shafwatut Tafasir;
  2. Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir
  3. Mukhtashar Tafsir al-Thabari
  4. Jammial-Bayan
  5. al-Tibyan fi Ulum al-Qur’an
  6. al-Mawarits fi al-Syari’ah al-Islamiyah ‘ala Dhau al-Kitab
  7. Tanwir al-Adhan min Tafsir Ruh al-Bayan
  8. Qibsu mi Nur al-Qur’an.

Karya Ulama adalah Jejak Literasi yang tak pernah mati. Pun demikian dengan jejak karya Ulama Tafsir Ash Shobuni ini.

Beliau lahir di kota Halb/Aleppo Syiria pada tahun 1928 M. Setelah lama berkecimpung dalam dunia pendidikan di Syiria, beliau pun melanjutkan pendidikannya di Mesir, dan merampungkan program magisternya di universitas Al Azhar mengambil tesis khusus tentang perundang-undangan dalam Islam pada tahun 1954 M. Saat ini bermukim di Mekkah dan tercatat sebagai salah seorang staf pengajar tafsir dan ulumul Qur’an di fakultas Syari’ah dan Dirasat Islamiyah Universitas Malik Abdul Aziz Makkah.

Tafsir Ayat Ahkam Ali Ash Shabuni
Kitab Rawa’I al-Bayan fi Tasair Ayat al-Ahkam min Al-Qur’an. Karya Ali Ash Shabuni, Kitab ini mengandung keajaiban tentang ayat-ayat hukum di dalam Al-Qur’an

Syekh Ash Shabuni dibesarkan di tengah-tengah keluarga terpelajar. Ayahnya, Syekh Jamil, merupakan salah seorang ulama senior di Aleppo. Ia memperoleh pendidikan dasar dan formal mengenai bahasa Arab, ilmu waris, dan ilmu-ilmu agama di bawah bimbingan langsung sang ayah. Sejak usia kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam menyerap berbagai ilmu agama.

Baca juga

Di usianya yang masih belia, Ash Shabuni sudah hafal Al-Qur’an.Tak heran bila kemampuannya ini membuat banyak ulama di tempatnya belajar sangat menyukai kepribadian Ash Shabuni. Salah satu gurunya adalah sang ayah, Jamil Ash Shabuni. Ia juga berguru pada ulama terkemuka di Aleppo, seperti Syaikh Muhammad Najib Sirajuddin, Syaikh Ahmad Al Shama, Syaikh Muhammad Said Al Idlibi, Syaikh Muhammad Raghib Al Tabbakh, dan Syaikh Muhammad Najib Khayatah.

Untuk menambah pengetahuannya, Ash Shabuni juga kerap mengikuti kajian-kajian para ulama lainnya yang biasa diselenggarakan di berbagai masjid.Setelah menamatkan pendidikan dasar, Ash Shabuni melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah milik pemerintah, Madrasah Al Tijariyyah. Di sini, ia hanya mengenyam pendidikan selama satu tahun.

Kemudian, ia meneruskan pendidikan di sekolah khusus syariah, Khasrawiyya, yang berada di Aleppo. Saat bersekolah di Khasrawiyya, ia tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu Islam, tetapi juga mata pelajaran umum. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan di Khasrawiyya dan lulus tahun 1949.Atas beasiswa dari Departemen Wakaf Suriah, ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Al Azhar, Mesir, hingga selesai strata satu dari Fakultas Syariah pada tahun 1952. Dua tahun berikutnya, di universitas yang sama, ia memperoleh gelar magister pada konsentrasi peradilan Syariah (Qudha Asy Syariyyah). Studinya di Mesir merupakan beasiswa dari Departemen Wakaf Suria.

Selepas dari Mesir, Syaikh Ash Shabuni kembali ke kota kelahirannya. Ia mengajar di berbagai sekolah menengah atas yang ada di Aleppo. Pekerjaan sebagai guru sekolah menengah atas ini ia lakoni selama delapan tahun, dari tahun 1955 hingga 1962.Setelah itu, ia mendapatkan tawaran untuk mengajar di Fakultas Syariah Universitas Umm Al Qura dan Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz. Kedua universitas ini berada di Kota Makkah.

Baca juga

Ia menghabiskan waktu dengan kesibukannya mengajar di dua perguruan tinggi ini selama 28 tahun.Karena prestasi akademik dan kemampuannya dalam menulis, saat menjadi dosen di Universitas Umm Al Qura, Ash Shabuni pernah menyandang jabatan ketua Fakultas Syariah. Ia juga dipercaya untuk mengepalai Pusat Kajian Akademik dan Pelestarian Warisan Islam. Hingga kini, ia tercatat sebagai guru besar Ilmu Tafsir pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz.

Ali Ash Shabuni Penulis Kitab Shafwatut Tafasir, Wafat
Kunjungan Syekh Ali Ash Shabuni ke Pesantren Al Anwar Sarang. (Foto. Dokumen PP Al Anwar Sarang)

Di samping mengajar di kedua universitas itu, Syaikh Ash Shabuni juga kerap memberikan kuliah terbuka bagi masyarakat umum yang bertempat di Masjidil Haram. Kuliah umum serupa mengenai tafsir juga digelar di salah satu masjid di Kota Jeddah. Kegiatan ini berlangsung selama sekitar delapan tahun.

Setiap materi yang disampaikannya dalam kuliah umum ini, oleh Ash Shabuni, direkam-nya dalam kaset. Bahkan, tidak sedikit dari hasil rekaman tersebut yang kemudian ditayangkan dalam program khusus di televisi. Proses rekaman yang berisi kuliah-kuliah umum Syaikh Ash Shabuni ini berhasil diselesaikan pada tahun 1998.

Di samping sibuk mengajar, Syaikh Ash Shabuni juga aktif dalam organisasi Liga Muslim Dunia. Saat di Liga Muslim Dunia, ia menjabat sebagai penasihat pada Dewan Riset Kajian Ilmiah mengenai Al-Qur’an dan sunnah. Ia bergabung dalam organisasi ini selama beberapa tahun. Setelah itu, ia mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk menulis dan melakukan penelitian.

Salah satu karyanya yang terkenal adalah Shafwah At Tafasir. Kitab tafsir Al-Qur’an ini merupakan salah satu tafsir terbaik karena luasnya pengetahuan yang dimiliki oleh sang pengarang. Selain dikenal sebagai hafiz Al-Qur’an, Syaikh Ash Shabuni juga memahami dasar-dasar ilmu tafsir, guru besar ilmu syariah, dan ketokohannya sebagai seorang intelektual Muslim. Hal ini menambah bobot kualitas dari tafsirnya ini.

Baca juga

Menurut penilaian Syaikh Abdullah Khayyat, khatib Masjidil Haram dan penasehat kementerian pengajaran Arab Saudi, Syaikh Ash Shabuni adalah seorang ulama yang memiliki banyak pengetahuan, salah satu cirinya adalah aktivitasnya yang mencolok dalam bidang ilmu dan pengetahuan, Ia banyak menggunakan kesempatan berlomba dengan waktu untuk menelurkan karya ilmiahnya yang bermanfaat dengan member konteks pencerahan, yang merupakan buah penelaahan, pembahasan dan penelitian yang cukup lama.

Dalam menuangkan pemikirannya, Syaikh Ash Shabuni tidak tergesa-gesa, dan tidak berorientasi mengejar banyak karya tulis, namun menekankan segi ilmiah ke dalam pemahaman serta aspek-aspek kualitas dari sebuah karya ilmiah, untuk mendekati kesempurnaan dan segi kebenaran.

Prof Dr Muhammad Ali Ash Shabuni, Penulis Kitab Shafwatut Tafasir, telah Wafat, Innalillahi wa Inna Ilaihi Rajiun. Mari sejenak kita berdoa

اللهم اغفر له وارحمه وعافه واعف عنه وأكرم نزله ووسع مدخله واخلفه في أهله وذويه ووطنه وأمته بخير إنا لله وإنا إليه راجعون
اللهم لا تحرمنا أجره ولا تفتنابعده واجمعنا في مستقر رحمتك مع شفيع الخلق وحبيب الحق سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم وعلى آله وصحبه أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

Artikel dioleh dari berbagai sumber (Admin).

Baca juga Mengenal Sosok KH Chudlori, Pendiri Pesantren API Tegalrejo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button