Website Organisasi, Alasan Harus Bertahan Atau Tumbang

NU CILACAP ONLINE – Website sebagai media organisasi termasuk Nahdlatul Ulama (NU), telah mutlak menjadi kebutuhan di era kedigdayaan teknologi internet seperti sekarang ini, ada yang bertahan, ada pula yang tumbang dan mati, penyebab dan alasan nya pun beragam. Itulah siklus website yang bisa kita amati.

Ketika semua membuat website (juga ketika semua membuat akun media sosial), semua bertujuan baik; rerata untuk mengekspose program, menyampaikan pesan-pesan dan mendokumentasikan kegiatan, berinteraksi dengan sesama pemilik akun dan followers. Jadi, nyaris tidak ada yang buruk, karena memang niatnya tentu baik.

Baik website maupun akun media sosial organisasi, memiliki tantangan yang sama; bisa bertahan, atau di kemudian hari, tumbang, dan mati. Ini siklus yang jika diperhatikan selalu ada dan terjadi.

Ada banyak alasan yang menjadi penyebab website organisasi tumbang, di antaranya; diskontinyuitas konten, pengelolaan yang ala kadarnya, tidak memiliki misi yang jelas, tidak ada manajemen yang baik, mati seiring matinya organisasi, dan kalah dalam persaingan media secara umum.

Atau atas alasan pengelolaan yang tanpa perencanaan; ala kadarnya, asal asalan; ini juga berpotensi mengakibatkan website organisasi tertilap kemudian tumbang.

Baca juga  12 Tahun Usia pcnucilacap.com (15 Mei 2009–15 Mei 2021)

Alasan Website Organisasi Bertahan

Ada banyak alasan mengapa website organisasi, apalagi semacam Situs Islam Aswaja ini, harus bertahan.

Ruh dari website adalah konten, maintenance / perawatan, performance / penampilan, komitmen dan kontinuitas, dan jejaring pengelola yang kuat. Ke limanya harus ada, berjalan dan kontinyu, seiring berkembangnya website.

  1. Konten. Website organisasi mencerminkan aktifitas organisasi. Aktifitas ini yang menjadi bahan yang bisa diolah menjadi konten website. Logika terbaliknya, jika organisasi tidak memiliki aktifitas, maka websitenya menjadi nir-konten. Organisasi seperti NU Cilacap, tentunya adalah organisasi yang besar. Memiliki banyak program dan kegiatan. Baik kegiatan langsung oleh PCNU dan Lembaga maupun oleh Badan Otonom, MWCNU maupun Ranting NU. Semua bernilai informatif dan berpotensi menjadi konten website.
  2. Perawatan, maintenance. Ibarat sebuah rumah, website perlu dirawat, bagian dalam juga bagian luarnya. Bagian perangkat keras dan perangkat lunaknya. Perawatan yang berkelaanjutan menjadi jaminan keberlangsungannya.  Sebuah website adalah rumah maya sebuah organisasi. Menjadi mustahil jika tidak ada perawatan. Jika organisasi membutuhkan biaya perawatan, pun demikian rumah maya-nya juga membutuhkan biaya perawatan, dalam pengertian biaya yang sesungguhnya dalam nominal uang.
  3. Penampilan, performance. Penampilan website bukan penentu alasan untuk bertahan, namun jika tidak diperhatikan, juga berpotensi menjadi penyebab tumbang dan mati. Organisasi besar atau kecil, tidak memengaruhi penampilan website. Namun sebaliknya. Besar dan kecilnya organisasi bisa dilihat dari tampilan websitenya. Di dunia maya, ada kok, organisasi semu tapi tampilan websitenya bagus dan bisa memukau netizen. Masalah penampilan bisa dipoles oleh tangan-tangan kreatif di balik website. Dan penampilan, bisa dirubah. Persis seperti sebuah rumah yang perlu direhab komponen interior maupun eksteriornya.
  4. Komitmen dan Kontinuitas. Website Organisasi NU bisa bertahan dan bisa juga tumbang jika minim komitmen dari organisasinya. Diskonitinu program dan kegiatan organisasi juga berpengaruh pada kelangsungan website. Iya, karena webiste bisa dikatakan “wajah organisasi di dunia maya”. Jika wajah organisasinya buram, maka itulah cerminan yang bisa dilihat dari websitenya. Dalam konteks ini, komitmen dan kontinuitas harus menjadi satu kesatuan mindset dan sekaligus gerakan.
  5. Jejaring Pengelola. Mengelola website tidak harus dari kantor sebuah organisasi. Asal terhubung dengan akses internet, itu bisa dilakukan. Pengelola website organisasi harus ada dalam satu jejaring yang kuat dengan job masing-masing. Pengelola, orang-orang yang berada di balik website, harus memiliki ke empat pilar sebagaimana disebutkan pada 4 point di atas. Karena yang menentukan hidup dan matinya ruh website organisasi sehingga bisa bertahan, adalah mereka para pengelola.

Kembali ke eksistensi Website Organisasi NU, atau situs berita kegiatan lembaga dan badan otonom NU. Ada lebih banyak lagi alasan mengapa harus bertahan. Ketiadaan minimal 5 point di atas, bisa menjadi penyebab website organisasi tumbang.

Menguatkan kebertahanan semacam ini adalah ikhtiar agar website tidak terancam tumbang di kemudian hari. Demikian, semoga bisa menginspirasi bagi kita semua; para aktifis organisasi dan pengelola website (Redaksi Website Berita Nahdlatul Ulama Cilacap).

Temukan NU Cilacap Online NUCOM dan ikuti di Twitter, Fans Page Facebook, dan ikuti Instagram, juga subscribe channel YouTube kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button