Tujuan Berpuasa Untuk Menjadi Orang yang Bertaqwa

NU Cilacap Online – Menjadi orang yang bertakwa adalah menjadi goal atau tujuan berpuasa. Melakukan puasa puasa tidak hanya sebatas membentuk manusia yang saleh secara individu atau sholeh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Pada saat sekarang ini kita sudah memasuki bulan suci Ramadan bulan spesial bagi umat Islam bulan yang penuh berkah. Bulan yang penuh Maghfiroh bulan yang penuh rahmat atau penuh kasih sayang. Untuk itu marilah kita bersama-sama ini dengan beberapa aktivitas yang positif.

Sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Alquran surat al-baqarah ayat 183.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ – ١٨٣

Arab latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengungkap tujuan orang berpuasa dengan kata la’allakum. Di mana lafadz la’alla bermakna taroja (pengharapan). Harapan kita ketika melakukan puasa adalah tattaqun supaya menjadi orang yang bertakwa.

Dengan tidak langsung bahwa goal atau tujuan akhir berpuasa ada tiga hal. Yang pertama Taqwa secara personal, yang kedua Taqwa secara sosial, dan yang ketiga menjadi orang yang bersyukur.

Baca juga Dimensi Sosial Ibadah Puasa

Ini Goal Atau Tujuan Berpuasa

Apakah orang bertakwa itu sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat, 3 indikator atau alamat orang yang bertakwa adalah alladzina yu’minuna Bil ghaibi, orang yang Iman orang yang percaya kepada sesuatu yang ghaib.

Orang takwa secara personal secara pribadi dan orang itu mau menegakkan shalat wajib. Artinya bahwa orang yang bertakwa indikator pertama adalah orang yang beriman kepada Allah. Iman kepada sesuatu yang gaib karena apa sesuatu yang ghaib itu bisa memberikan motivasi kepada kita supaya kita sebagai orang yang bertakwa.

Baca juga Ramadhan Syahrut Tarbiyah, Bulan Pendidikan

Orang yang bertakwa adalah orang yang mau shalat. Orang yang mau menegakkan shalat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Menggunakan bukan hanya sebatas melaksanakan shalat. Artinya ketika seseorang mau melakukan shalat berarti shalat itu mampu membentuk karakter seseorang .

Yang mutakhir membentuk orang yang mau amar ma’ruf nahi mungkar sebagaimana ungkapan Inna shalata tanha Anil fahsya Iwal munkar.

Yang ketiga indikator orang yang mutaqin adalah waminma rozakna. Dengan kata lain ini adalah orang yang takwa secara sosial.  Yakni orang yang mau menyedekahkan, yang mau menginfakkan sebagai harta yang ia miliki. Mau menginfakkan sebagian yang ia ambil kepada orang-orang yang tidak mampu.

Apalagi memasuki bulan suci Ramadan. Dikatakan bahwa Rasulullah adalah orang yang loman (suka berbagi), . Ketika ia memasuki bulan suci Ramadan ia gemar bersedekah, gemar berinfak, gemar menolong orang lain, gemar berbuat baik kepada orang lain.

Ini adalah perwujudan dari wa mimma rozaknahum. Allah menggunakan kata-kata yunfikun, menyedekahkan memberikan gembira kepada orang lain. Itulah kurikulum kita berpuasa. Bahwa berpuasa itu harus membentuk takwa secara personal kita rajin beribadah kepada Allah.

Baca juga Khutbah Bahasa Sunda; Hakekat Ibadah Puasa

Kita berbuat sholeh kepada Allah, tapi harus berbanding Lurus. Kita harus amal saleh secara sosial, harus kita Saleh kepada tetangga kepada sesama umat manusia kepada semua makhluk hidup itu yang menjadi harapan yang menjadi kurikulum.

Melakukan puasa puasa tidak hanya sebatas membentuk manusia yang saleh secara individu atau sholeh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.  Baik kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.  Bukan itu, tapi bagaimana kita mampu baik kepada sesama umat manusia baik kepada sesama makhluk Allah itu.

Yang menjadi gol atau tujuan akhir yang ditegaskan oleh Allah subhanahu wa ta’ala la hall lakum tanpa usaha Allah menggunakan lafal la’allah yang bermakna tarojih itu harus betul-betul diusahakan harus betul-betul ada jihad kita semua supaya kita menjadi manusia yang Muttaqin. (Khazam Bisri/Naeli)

Baca juga Zakat Fitrah, Kewajiban, Hadist dan Hikmah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button