Tradisi Berbagi Amplop Uang Baru di Momen Lebaran

Fenomena pada momen Lebaran Idulfitri selalu ada tradisi yang dijalani oleh sebagian, bahkan mungkin juga kebanyakan orang; yaitu bagi-bagi amplop berisikan sejumlah uang cetakan baru.

Biasanya dibagikan oleh sanak famili yang sudah bekerja atau memiliki penghasilan sendiri. Disadari atau tidak, tradisi ini menjadi salah satu momen yang paling ditunggu setiap Lebaran idulfitri. Uang yang dibagi pun merupakan uang cetakan baru.

Nah, dalam prosesnya, seseorang yang bagi-bagi amplop lebaran itu jamaknya menggunakan uang cetakan baru. Masih rapi. Bahkan, minim lipatan sama sekali.

Walau sebenarnya pun dapat gunakan uang bekas transaksi sana-sini atau yang sudah lusuh pun nggak masalah, tapi tetap saja uang cetakan baru lebih memiliki kesan tersendiri bagi para penerimanya.

Uang Cetakan Baru

Tak jarang dari mereka yang menerima amplop itu, saat membuka dan mengeluarkannya dari amplop, uang cetakan baru yang masih terbilang kaku itu dihirup terlebih dahulu.

Aromanya khas dapat memberi sensasi khusus, bukan hanya fantasi tapi betul-betul buat gembira dan menyenangkan. Bahkan selalu menjadi ajang pamer bagi anak-anak pada masanya.

Uang Cetakan Baru di Momen LebaranBiasanya, proses mendapatkan/menukar uang dengan cetakan baru bisa dilakukan di banyak bank terdekat. Prosesnya pun beragam. Ada yang harus konfirmasi terlebih dahulu sambil menyebutkan nominal uang, ada pula yang bisa datang secara langsung.

Selama stok uang baru masih ada, pasti akan dilayani oleh petugas bank. Tentu saja hal ini tergantung kebijakan dari setiap bank.

“Sebagai mantan pekerja bank selama hampir tiga tahun, saya pernah memiliki pengalaman serupa, melayani setiap nasabah yang ingin menukarkan uang baru menjelang Idulfitri. Fenomena sekaligus tradisi ini selalu ada dari tahun ke tahun. Makanya, tidak heran tiap bank punya strategi tersendiri agar nasabah tidak membludak, teratur, namun tetap berusaha memberikan pelayanan sesuai yang diharapkan oleh nasabah,” ujar Seto Wicaksono seperti dilansir oleh mojok.co

Jual Beli Uang Cetakan Baru

Adapun cara lain yang biasa digunakan oleh para pemburu uang cetakan baru ini, lanjutnya, selain pergi ke beberapa bank, biasanya melipir ke beberapa ruas jalan.

Lantaran ada segelintir orang yang membikin fenomena sekaligus tradisi ini menjadi peluang bisnis musiman menjelang Lebaran: jual-beli uang cetakan baru.

Dikatakan prosesnya pun terbilang fleksibel dan sederhana, sebagaimana jual-beli pada umumnya. Misalnya, seseorang ingin mendapatkan uang pecahan Rp. 5 ribuan satu gepok (satu gepok atau satu ikat, biasanya ada 100 lembar. Artinya, satu gepok Rp 5 ribuan totalnya Rp. 500.000).

Jika ia pergi ke bank, tinggal menukar uang dengan jumlah yang sama. Namun, ketika seseorang lebih memilih membeli uang cetakan baru melalui seseorang—yang biasanya stand by—di pinggir jalan, tentu saja ada fee tambahan sebagai “uang capek/jasa”.

Keuntungan yang diambil tiap transaksi pun beragam. Mulai dari Rp 20 ribu hingga ratus ribuan. Tergantung negosiasi antara si penjual uang dan si pemburu.

Baca juga: Saat Uang Menjadi “The Real” Spiritualitas Hidup

Lantas, apakah fenomena sekaligus tradisi berbagi amplop uang baru di momen Lebaran Idulfitri masih hingga sekarang?

Jawabannya, masih berlangsung. Di luar daripada gengsi semata, tradisi ini lebih kepada menyesuaikan kondisi perekonomian seseorang. Kalau pun ada, ya akan lebih baik jika ingin berbagi nikmat rejeki dengan niat ikhlas bersedekah. Namun, semisal sedang tidak ada uang lebih, jangan dipaksakan.

Dalam proses tukar menukar uang dengan cetakan baru di bank akan terasa lebih aman dan nyaman dibanding di tempat atau melalui seseorang yang menjual uang cetakan baru. Pertama, keaslian uang lebih terjamin. Kedua, tidak ada biaya tambahan alias tidak harus mengeluarkan bujet tambahan.

Tunai atau Transfer

Memang, sebagian orang berpikir bahwa, transaksi di bank sering kali diketahui amat ribet. Belum lagi harus menunggu dengan panjang antreannya. Pun terkadang bikin mangkel setengah mampus. Namun, percayalah transaksinya akan lebih nyaman dan jaminan mutu.

Itu kenapa, demikian saran dari seorang mantan banker, jika ingin menukar uang cetakan baru, maka sebaiknya lakukan konfirmasi terlebih dahulu sekira 3-7 hari sebelumnya. Pasti akan dicatat oleh pegawai bank. Ketika sudah hari H, tinggal transaksi dan uang cetakan baru pun sudah disiapkan dengan baik.

Terakhir, apakah fenomena menukar/membagikan uang cetakan baru secara fisik menjelang atau setiap Lebaran masih relevan hingga sekarang?

Sekali lagi, bisa iya, bisa juga tidak. Kalau kalian merasa diberi uang tunai jauh lebih mudah dalam bertransaksi, sah-sah saja. Nggak ada masalah. Kalaupun nggak, ya tinggal minta transfer ke nomor rekening atau akun e-wallet saja lah. (IHA)

Baca juga: Bahagiakan Anak Yatim, LAZISNU Ajak Belanja Kebutuhan Lebaran

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button