Tiba di Madinah, Assalamu’alaika Ya Nabi

Haji Riang Gembira 2023 Part 23

Assalamu’alaika Ya Nabi Ya Rasulallah Muhammad Shallallohu ‘Alaihi Wasallam, Alhamdulillah, Senin, 17 Juli jam 01.45 dini hari rombongan kami tiba di kota Madinah al Munawwarah dengan selamat. Bus langsung mengarah ke depan gerbang Taibah Madinah Hotel, tempat kami bakalan menginap untuk beberapa hari. Hotelnya bagus. Kalau melihat fasilitasnya, sepertinya hotel bintang.

Assalamu’alaika ya Nabi

Assalamu’alaika ya Nabi, namamu selalu kami sebut, minimal 9x sehari. Sejarah hidupmu juga kami baca, kami resapi. Di bulan Rabiul Awal biasanya kami full melakukan pembacaan maulidmu, sebagai bentuk khidmah dan upaya untuk meneladanimu.

Walaupun kami meneladanimu dengan cara minimalis, tetapi kami mengharap syafaatmu secara maksimalis. Kami mengenalmu tidak secara langsung, tetapi melalui proses panjaang 1500 tahun lebih.

Tentu sudah banyak hal yang terdistorsi atau bahkan mengalami tambahan di sana sini sesuai kondisi dan geografi tempat kami tinggal. Tetapi secara substansial Insya Allah tetap utuh, tidak berubah. Tauhid kami satu, shalat kami 5x, dhuhur asar 4 rakaat, maghrib 3 rakaat, isya 4 rakaat, subuh 2 rakaat. Hanya saja kaifiyahnya tidak sama persis, karena riwayatnya juga beraneka.

Hari ini kami datang, kami sowan. Ada banyak titipan salam, dari keluarga, saudara, kerabat, kolega, dan lain-lain. Mohon bisa diterima. Mohon nantinya bisa bersama-sama.

Setiba di hotel, keributan kecil muncul. Koper besar koper kecil harus mencari di mana menjadi problem pertama jamaah di rombongan kami. Maklum, kedatangan koper diurus langsung oleh maktab.

Shalat Arba’in

Saya sendiri tidak begitu urusan dengan koper karena perlengkapan untuk sehari bisa dipenuhi tanpa membuka koper. Kebetulan teman sekamar juga sama. Maka kami justru istirahat untuk mempersiapkan diri melakukan permulaan arba’in.

Arba’in artinya 40. Maksudnya adalah mengikuti shalat berjamaah di masjid Nabawi sejumlah 40x tanpa henti. Syukur bisa menangi saat imam bertakbiratul ihram. Jadi kalau sehari ada lima waktu, maka untuk menjadi 40x, 5 x 8 hari. Kalau mulainya subuh, maka selesainya adalah isya pada hari ke delapan.

Baca juga: Istilah-Istilah dalam Ibadah Haji

Ketika memasuki arba’in yang pertama, suhu di luar tercatat 36⁰C. Sementara pas memasuki yang kedua, yaitu shalat dhuhur di masjid Nabawi, suhu tercatat 46⁰C. Lebih panas ketimbang di Makkah, dan terasa sekali semromong di wajah. Tetapi itu hanya sebentar saja. Selebihnya, ketika memasuki masjid atau hôtel, suhu dapat dikendalikan sesuai keinginan. Nyaman.

Selain arba’in, ada dua hal lagi yang utama untuk dilakukan di Madinah, yakni mengunjungi Raudhah dan ziarah ke makam Nabi Muhammad saw, sahabat Abu Bakar, sahabat Umar Khattab, dan para suhada perang Uhud, di antaranya adalah sahabat Hamzah, paman Nabi.

I Love Madinah

Masjid Nabawi dan Raudhah

Raudhah adalah tempat kecil di antara kamar Nabi (sekarang menjadi makam Nabi saw) dan mimbar Masjid Nabawi. Awalnya, Raudhah berada di luar area Masjid Nabawi, karena merupakan tempat di antara rumah Nabi dan masjid.

Namun, karena adanya perluasan Masjid Nabawi, tempat ini sekarang menyatu dan menjadi bagian dari ruang Masjid Nabawi. Raudhah diyakini sebagai bagian min riyadil jinan yang di atasnya ditandai dengan kubah berwarna hijau.

Masjid Nabawi atau Masjid Nabi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Nabi setelah masjid Quba. Masjid ini memiliki luas 100.000m². Itu belum termasuk pelataran dan lantai atas masjid. Masjid ini menjadi unik karena di kiri kanan dan sampingnya dikelilingi oleh hotel. Semua sisi masjid adalah hotel, yang berada di luar pagar pembatas masjid.

Baca juga: Madinah Kota Teraman Ke-1 Untuk Wisatawan Perempuan

Pelataran masjid yang luas, dilengkapi dengan payung-payung besar yang bisa dibuka tutup sesuai kebutuhan. Payung ini jumlahnya ratusan, dan terletak di seluruh halaman, kiri, kanan, dan di samping masjid Nabawi. Sementara di luar pagar pembatas masjid, ada taman-taman yang menambah kesejukan pandangan dan kenyamanan berteduh.

Di musim panas, Madinah memang panas, semromong, tetapi terasa adem di dalam. Terima kasih Nabiku. (Bersambung ke part 24)

Tentang Penulis

Fahrur Rozi, ketua Lakpesdam PCNU Cilacap, kepala LP2M Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap. (Madinah al Munawwarah, 17 Juli 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button