Taushiyah Nuzulul Qur’an KH Ahmed Shoim El Amin
NU CILACAP ONLINE – Pada kesempatan Taushiyah Nuzulul Qur’an, KH Ahmed Shoim El Amin mengatakan Al-Qur’an memiliki sifat yang mengajarkan keterbukaan bagi umat Islam yang mengimaninya.
Maka, jika ada seorang muslim dan dia mengimani Al-Qur’an tapi perilakunya bertolak belakang dengan sifat Al-Qur’an, maka keIslamannya, bahkan keimanan mereka perlu dipertanyakan.
Hal itu disampaikan KH Ahmed Shoim El Amin di sela-sela memberikan taushiyah Nuzulul Qur’an dan Tarawih-Silaturahim (Tarhim) dalam rangka Safari Ramadhan MWCNU Majenang, di Masjid Saefurrohman Sindangsari Majenang Cilacap, Jum’at (7/4/2023) malam.
Pengertian Nuzulul Qur’an
Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW. Secara bahasa, Nuzulul Quran berasal dari dua kata, yakni Nuzul (menurunkan sesuatu dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah) dan Al Qur’an (kitab suci umat Islam).
Sehingga, Nuzulul Qur’an dapat diartikan peristiwa turunnya Al Qur’an dari tempat yang tinggi ke muka bumi.
“Tempat yang tinggi disebutkan Lauhul Mahfudz lalu ke baitul izzah, Sama’udunya.” terangnya.
Sedangkan makna secara lengkap, Nuzulul Quran adalah peristiwa turunnya Al-Qur’an dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat Islam.
Al-Qur’an dan Keterbukaan
Ulama muda yang akrab disapa Gus Shoim itu menyinggung sebagian kalangan umat Islam yang diketahui sebagai kelompok eksklusif atau tertutup.
Menurut Gus Shoim, eksklusifitas dan ketertutupan semacam itu bertolak belakang dengan semangat Al-Qur’an yang mengajarkan keterbukaan.
“Al-Qur’an mengajarkan keterbukaan yang bersendikan rahmat sesuai dengan misi Islam Rahmatan Lil Alamin. Dan itu harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari umat Islam,” ungkapnya.
KH Ahmed Shoim El Amin memberikan materi ceramah secara menarik, interaktif dan runtut dengan begitu jamaah pun dengan khidmat dan antusias.
Semangat Ajaran Al-Qur’an
Bagi Gus Shoim, peringatan Nuzulul Qur’an harus dikembalikan kepada semangat ajaran Al-Qur’an yang harus dipedomani, digunakan sebagai petunjuk bagi umat Islam. Salah satunya adalah semangat Al-Qur’an yang mengajarkan keterbukaan.
Gus Shoim dalam Taushiyah Nuzulul Qur’an mengajak bersama-sama untuk selalu menjadi lebih baik di bulan yang penuh berkah ini. Salah satunya dengan banyak melakukan kegiatan positif yang diperintahkan Allah SWT.
Peringatan Nuzulul Qur’an ini, lanjutnya, adalah momentum kita mengingat sejarah, hikmah di balik asbabunnuzul turunnya Al-Qur’an. Pada hakekatnya, Al-Qur-an adalah sebagai pedoman hidup umat manusia. sehingga menjadi manusia yang berkarakter Rahmatan Lil Alamin.
KH Ahmed Shoim El Amin yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kab. Cilacap mecontohkan, jika hal-hal dan perbuatan serta perilaku diperbolehkan oleh Al-Qur’an maka halal dilakukan.
“Namun jika tidak boleh atau haram kata Al-Qur’an tentu jangan dilakukan. Sifat dan fungsi dari Al-Qur’an sendiri untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT maka Al-Qur’an adalah penyempurna syariat manusia. Sebagai petunjuk bagi manusia,” ujarnya.
Sejarah Turunnya Al Qur’an
Ayat Al Qur’an pertama yang turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5, yang artinya; Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan; Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia; Yang mengajar (manusia) dengan pena; Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Turunnya ayat tersebut menjadi tanda awal kenabian kerasulan Muhammad SAW. Selain itu, turunnya Al-Qur’an menjadi awal dari perjuangan menyebarkan agama Islam di jazirah Arab.
Dikatakan tatkala Nabi SAW melakukan tahallus, menyepi, atau bertapa di Gua Hira, saat itulah ayat kalamullah Al Qur’an pertama kali diturunkan, dibawakan melalui malaikat jibril AS. Dalam riwayat bertepatan pada 17 Ramadhan tahun 610 M.
“Gua Hira terletak disebelah utara Mekkah, kira-kira sekitar 10 KM dari Masjidil Haram. Tempat ini merupakan tempat yang diistimewakan untuk memanjatkan doa-doa. Insya Allah mustajabah,” tambahnya.
“Oleh karena itu, Nuzulul Qur’an diperingati oleh umat Muslim pada malam ke-17 Ramadhan. Dasar dari peringatan Nuzulul Qur’an pada 17 Ramadan adalah tafsiran dari Surat al-Anfal ayat 41.” ungkapnya.
Proses turunnya Al Qur’an sendiri dibagi menjadi dua tahap, yakni: Al Qur’an diturunkan secara lengkap di malam Lailatulqadar dari Lauh Mahfudz ke langit dunia.
“Al Qur’an diturunkan ke Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril ‘Alaihissalam secara munajaman, beransur-ansur dan sesuai kebutuhan. Sesuai pada ruang dan waktu yang tertentu.” lanjutnya.
Turunnya Al-Qur’an dibagi lagi ke dalam dua periode, yakni periode Mekkah, yang disebut ayat Makkiyah dan periode Madinah yang dikenal dengan ayat Madaniyah.
Dijelaskan selama periode Mekkah, pada umumnya ayat yang diturunkan berisi tentang akidah (paham terkait keimanan) dan tauhid (dasar ajaran agama Islam). Pada periode ini, terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun lima bulan.
Sedangkan ayat yang turun di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalat (hubungan manusia sebagai makhluk sosial), syariat (aturan dalam kehidupan Islam), dan hukum Islam. Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah, terdapat 28 surat yang diturunkan selama sembilan tahun sembilan bulan.
Doa Nuzulul Qur’an
Di akhir Taushiyah Nuzulul Qur’an KH Ahmed Shoim Al Amin mengajak jamaah untuk mengamalkan doa Nuzulul Qur’an, dengan harapan mendapat ridho Allah SWT dan mendapat syafaat Al Qur’an kariim kelak di yaumil hisab. Doa sebagai berikut :
“Allahumma Nawwir Quluubanaa bi Tilaawatilqur’an, wa Zayyin Akhlaaqonaa Bijaahilqur’an, wa Hassin A’maalanaa Bidzikrilqur’an, wa Najjinaa Min Al Naari Bikaromatilqur’an, wa Adkhilnaljannata bisyafaa’tilqur’an.”
Ya Allah sinari hati kami sebab membaca Al-Qur’an, hiasi akhlak kami dengan kemuliaan Al-Qur’an, baguskanlah amalan kami karena berdzikir lewat Al-Qur’an, selamatkanlah kami dari api neraka karena kemuliaan Al-Qur’an, masukkanlah kami ke dalam surga dengan syafa’at Al-Qur’an.
“Dengan doa dan amalan ini sebagai ijazah saya kepada jamaah untuk menjadi amalan doa setelah shalat wajib lima waktu dan shalat sunah. Dibaca mulai malam 17 ramadhan ini hingga akhir ramadhan nanti. Semoga kita mendapat Ridho Allah SWT, Syafaat Nabiyallah SAW dan Syafaat Al-Qur’an. Dan mendapat berkah lailatul qodar yang dinanti kita semua,” pungkasnya.
Kegiatan Safari Ramadhan dalam rangka Peringatan Nuzulul Qur’an di Masjid Saefurrahman diawali dengan buka bersama diikuti seluruh umat Islam Desa Sindangsari ini disiarkan langsung melalui Channel Youtube MWCNU Majenang. (IHA)