Shalawat Thibil Qulub, Solusi Penangkal Cemas Masa Pandemi

NU CILACAP ONLINE – Shalawat Thibil Qulub sebagai Solusi Penangkal Cemas Masa Pandemi ditawarkan oleh Atiq Hadiyun Narabel. Baginya, Shalawat Thibil Qulub mampu menjawab pertanyaan Bagaimana cara mengolah perasaan kita sehingga kecemasan dan ketakutan ini bisa sirna di masa pandemi ini.

Berikut ini artikel Shalawat Thibil Qulub, Solusi Penangkal Cemas Masa Pandemi selengkapnya

Agustus minggu pertama adalah awal kembalinya para santri di Ponpes Miftahul Huda setelah 4 bulan berada di rumah akibat pandemi covid-19. Perasaan senang sekaligus ragu berkecamuk di dalam dada. Antara harapan memenuhi kerinduan terhadap suasana di pesantren dan perasaan was-was terhadap virus corona yang nampaknya mudah sekali penyebaranya.

Terlebih  ketika poster-poster jaga jarak ada di mana –mana sedang apa yang akan dihadapi di pesantren Adalah bertemu banyak orang.  Tapi ilmu haruslah dicari, belajar haruslah terus menerus.

Apa yang akan kita dapatkan jika berhari-hari kita terkungkung dalam ketakutan, berdiam diri tanpa melakukan apapun, berapa waktu yang terbuang sia- sia. Menjaga tubuh dari terpapar virus ini adalah sebuah kewajiban, karena sehat adalah hak tubuh kita namun diri ini haruslah bergerak, harus berjuang untuk menuntut ilmu sebagai bekal hidup kita.

Wabah tidak dapat dicegah , pandemic ini tidak bisa diusir semau kita. Harapannya adalah saat bangun esok pagi, buka jendela dan kita mendengar bahwa virus-virus ini sudah tak ada, Pandemi ini sudah lenyap dan dunia aman tanpanya. Kenyataan tidak selalu sejalan dengan keinginan.

Cara terbaik untuk menghadapi wabah ini adalah dengan bersabar, membuka diri untuk tidak takut karena justru akan mudah terserang virus ini saat dilanda ketakutan yang megakibatkan daya tahan tubuh kita menurun. Cemas dan takut asalnya dari dalam diri kita sendiri, kita yang harus pandai mengolah rasa.

Baca juga

Bagaimana cara mengolah perasaan kita sehingga kecemasan dan ketakutan ini bisa sirna. Dalam tulisan ini saya ingin berbagi rasa. Bagaimana rasa cemas dan takut mulai memudar dan berakhir dengan rasa tawakal kepada Alloh.

Berawal dari seringnya mendengar puji-pujian  lantunan shalawat Thibil Qulub sesaat antara Adzan dan ikomah. Shalawat inilah yang perlahan membuat saya nyaman dengan situasi sekarang ini dan lebih berserah diri pada Alloh. Belakangan saya tahu bahwa membaca shalawat Thibil Qulub merupakan anjuran dari PBNU.

Pandemi COVID-19 ini membuat masyarakat cemas akan penularannya. Karena cemas dan panik , masyarakat berbondong-bondong berburu masker, hand sanitizer dan beragam makanan yang dinilai mampu menangkal virus tersebut.

Selain itu, dalam keadaan panik pula banyak orang yang  percaya begitu saja pada setiap informasi yang diterima melalui media sosial. Banyak pula informasi hoax yang beredar sehingga menambah rasa cemas. Perlu dipahami, kecemasan berlebihan justru membuat tubuh stres, saya teringat mata pelajaran IPA kelas 8 bahwa ketika tubuh stress, sel darah putih akan menurun.

Padahal sel ini membantu tubuh untuk melawan infeksi. Jika hal ini terjadi, tubuh kita akan semakin rentan terinfeksi virus, sistem imun tubuh menurun. Padahal, untuk mencegah virus diperlukan daya tahan tubuh  (imun) yang baik.

Daya tahan tubuh atau Imun tubuh yang kuat berperan penting untuk melawan infeksi  virus. Ketika memasuki tubuh, virus corona akan menempel pada dinding sel-sel saluran pernapasan dan paru-paru, kemudian masuk ke dalamnya untuk mengembangkan infeksi. Proses tersebut tentunya akan terdeteksi oleh sistem imun.

Selanjutnya, sistem imun akan beraksi dengan cara mengirim sel darah putih untuk membentuk antibodi yang akan melawan virus tersebut.(www.halodoc.com). Semakin kuat imun kita semakin bagus, bahkan ketika kita terpapar virus corona, virus yang menginfeksi tubuh akan kalah, sehingga sakitnya pun mereda dan orang itu akan sembuh dengan sendirinya. Inilah pentingnya menjaga sistem imun.

Baca juga  Manfaat Gurah dan Bekam untuk Kesehatan Tubuh Ala JRA

Penjelasan seorang dokter dalam website http//health kompas.com bahwa hasil penelitian seorang psikolog (ahli perilaku)menunjukan ketakutan manusia tidak selalu sesuai dengan fakta. Hal tersebut terjadi karena adanya kesadaan diri yang dapat kita gunakan untuk meminimalisir bahaya kekhawatiran yang dapat menerjang imun. Oleh karena itu hendaknya kita bisa mengelola ketakutan  dan membuat pikiran kita rileks.

Banyak orang manyalurkan hobinya untuk meredam kecemasan menghadapi pandemi ini. Bukanlah sebuah kebetulan jika Shalawat Thibil qulub yang sering saya dengarkan ini mampu membawa ketenangan dan ketentraman. Isi shalawat Thibil qulub merupakan doa sebagai yang artinya berikut :

“Ya Allah, berikanlah Rahmat kepada baginda kami, Nabi Muhammad, sang penyembuh hati dan obatnya, memberikan kesehatan badan dan mengobatinya, menjadi cahaya mata hati dan sinarnya, serta menjadi makanan pokok dan asupan gizi bagi ruhani. Juga kepada keluarga dan sahabat beliau, dan semoga Engkau memberikan keselamatan.”

Baca Juga >> Mengapa Anak Muda Bershalawat?

Dengan seringnya mendengar dan melantunan shalawat tersebut kemudian memahami artinya perasaan akan menjadi lebih rileks, tenang sehingga kita menjadi lebih kuat. Jika dilihat dari sisi ilmiah, bahwa dari bermacam getaran suara yang masuk melalui telinga suara yang memiliki stimulus gelombang alpha akan menghasilkan hormone endhorphine dan menjadikan seseorang merasa lebih tenang. (http://repository.uinjkt.ac.id)

Kondisi pandemik ini belum usai dan entah kapan berakhir. Kita harus benar-benar bisa membawa diri. Mematuhi protokol kesehatan di manapun kita berada serta Menjaga imun tubuh agar selalu dalam kondisi fit. Kuatkan diri untuk menjalankan aktifitas sebagaimana mestinya. Shalawat Thibil Qulub telah dianjurkn oleh PBNU sebagai rapalan doa.

Shalawat ini juga yang menjadi solusi penenang  saya selama ini. Semoga keberkahan dari shalawat ini menyebar luas bisa efektif menepis rasa cemas dan takut terhadap makhluk Alloh bernama Corona (Atiq Hadiyun Narabel)

***

Artikel Shalawat Thibil Qulub, Solusi Penangkal Cemas Masa Pandemi adalah Juara III Lomba Penulisan Artikel Esai yang diselenggarakan oleh PCNU Cilacap dalam rangka hari Santri tahun 2020. Ditulis oleh Atiq Hadiyun Narabel, Santri Pondok Pesesantren  Miftahul Huda Putri Majenang (Siswa MTs Pesantren Pembangunan Majenang)

Baca Juga:
Artikel Juara I : Ketangguhan Santri Dalam Menghadapi Pandemi
Artikel Juara II: Anwarunnajah, Menuju Pesantren Tangguh Pandemi Covid-19

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button