PWNU, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama

NU Cilacap Online – PWNU singkatan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, struktur organisasi / perkumpulan NU yang ber- kedudukan di tingkat provinsi di Indonesia yang terdiri dari Mustasyar, Syuriyah, A’wan, Tanfidziyah dan pengurus lembaga-lembaga, yang memiliki fungsi konsolidatif dan kordinatif.

Artikel pendek referensi ke-NU-an ini membahas tentang kedudukan, tugas dan fungsi Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU).

Pengurus Wilayah NU

Struktur orgnisasi PWNU ada di mayoritas provinsi di Indonesia. Di Pulau Jawa ada PWNU Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Jawa Barat dan Banten. Termasuk PWNU Jawa Tengah; Yang membawahi 37 Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU, dan di dalamnya ada PCNU Cilacap.

Permusyawratan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama terdiri dari Konferensi Wilayah (Konferwil), Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil), Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil), Rapat Pengurus Harian Syuriyah Tanfidziyah, Rapat Gabungan dan Rapat Pleno.

Pengurus NU Tingkat Provinsi ini menjalankan program dan kegiatan yang merupakan amanat dari AD ART NU, Peraturan Perkumpulan Nahdlatul Ulama (Perkum NU). dan dari hasil keputusan-keputusan permusyawaratan lainnya.

Sementara itu, Pengurus Wilayah NU se Indonesia terlibat dalam permusyawaratan yang pelaksanaannya oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Beberapa contoh permusyawaratan di mana PWNU di Indonesia terlinat antara lain: Muktamar NU, Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU, Konferensi Besar (Konbes). Juga Rapat Kerja Nasional.

PWNU Sumatera Utara, Pengurus NU tingkat Provinsi

Pelantikan PWNU

Belum lama ini, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf melantik Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumatera Utara. Gambar di atas menunjukkan proses pelantikannya. Gambar bersumber dari Facebook Sekretaris Jenderal PBNU H Saifullah Yusuf (Gus Ipul).

Dalam keterangannya, Gus Ipul menyatakan mendampingi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf membaiat pengurus baru PWNU Sumatera Utara. Sementara itu, pelaksanannya di Pondok Pesantren Mustofawiyah, Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Gus Ipul menirukan apa yang KH Yahya Cholil Staquf sampaikan. Bahwa; “sejak generasi pertama Islam dibawa ke bumi Nusantara, dari Mandailing Natal inilah titik nol NU di Sumatera. Pemimpin pengasuh Pesantren Mustofawiyah ini menjadi pelopor berdirinya NU di Sumatera Utara.”

Belakangan ini PBNU melakukan konsolidasi nasional ke-NU-an, yang merupakan ikhtiar menguatkan struktur organisasi. Termasuk memastikan keberadaan pengurus NU di tingkat provinsi, dari Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. Ke depan, mestinya akan banyak lagi agenda konsolidasi nasional PBNU di tingkat PWNU.

Baca juga Pengurus MWCNU, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama

SK dan Baiat NU

Surat Keputusan Pengesahan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) diterbitkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Untuk 5 (lima) tahun masa khidmat sejak penetapannya.

Sementara itu, struktur kepengurusan PWNU yang termaktub dalam SK, merupakan hasil dari keputusan Tim Formatur yang melaksanakan tugas atas dasar amanat Konferensi Wilayah (Konferwil). PBNU mengambil baiat Pengurus PWNU bersamaan dengan prosesi pelantikan.

Mengapa pengurus NU harus mengucapkan baiat? Baiat ini adalah ketentuan organisasi untuk menegaskan bahwa tanggung jawab kepengurusan NU dan jabatan-jabatan lainnya di dalam organisasi NU bukan hanya tanggung jawab dunia tetapi juga akhirat yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Pengucapan baiat pengurus NU lazim pada prosesi pelantikan. Bbaik di tingkat PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU, Ranting NU hingga Pengurus Anak Ranting NU. Bahkan pelantikan pernah terlaksana untuk beberapa Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di beberapa negara di dunia.

Baca juga PCINU, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama

Ideologi dan Aswaja

Tersebarnya Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama di Indonesia memiliki fungsi yang strategis. Antara lain dalam menyemai ideologi Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khazanah Bhinneka Tunggal Ika. Juga menyemai ideologi Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).

Menyemai ideologi berarti menyebarkan benih-benih ideologi yang harus kuat dalam berbagai lini kehidupan. PWNU se Indonesia bertanggungjawab atas perkembangan ideologi yang sesuai dengan nilai-nilai Aswaja, yaitu Tasamuh, Tawasuth, Tawazun, I’tidal dan Amar Ma’ruf Nahy Munkar.

Fungsi PWNU adalah sebagai penyangga Nahdlatul Ulama di level provinsi memiliki tugas kordinatif dan konsolidatif, ke atas dan ke bawah. Ke atas ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ke bawah, ke Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU). Bahkan hingga Pengurus Majelis wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) dan Pengurus Ranting NU.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) yang ber kedudukan di tingkat provinsi di Indonesia memiliki fungsi untuk penguatan jangkar ideologi Aswaja. Semakin jangkar kuat mengakar, semakin kuat ideologi dan Islam Aswaja. Juga, semakin kuat jangkar idiologi kebangsaan, semakin kuat pula bangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (MaM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button