Pelatihan Kreasi Seni Hantaran Kader Fatayat NU Karangpucung

NU CILACAP ONLINE – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Nahdlatul Ulama (Fatayat NU) Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap; menggelar pelatihan kreasi seni hantaran sebagai ikhtiar untuk tetap eksis dan bedikari para kader.

Bersamaan dengan Pelatihan Kreasi Seni Hantaran ; juga dilaksanakan Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW guna membangkitkan spirit keagamaan dan melawan pandemi pada Ahad (20/02). Dua Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ranting Fatayat NU Desa Surusunda.

Ketua PAC Fatayat NU Karangpucung, Sri Ningrum Mahmudah, S.Pd.AUD dalam sambutannya menyampaikan; tujuan diadakannya kegiatan Pelatihan Kreasi Seni Hantaran ini adalah supaya kader-kader Fatayat NU itu bisa mandiri.

“Dengan adanya Pelatihan Kreasi Seni Hantaran ini juga dan dengan memperingati Isra Mi’raj kiranya bisa menjadikan kader-kader Fatayat NU lebih semangat dalam berkegiatan. Meskipun kondisi masih pandemi apalagi di Bulan Rajab yang juga bulan lahirnya Fatayat NU,” katanya.

Sri Ningrum Mahmudah lebih lanjut menegaskan kegiatan Pelatihan Kreasi Seni Hantaran merupakan bagian dari program kerja Fatayat NU Kecamatan Karangpucung. Selain itu Sri Nigrum juga berharap agar pelatihan ini bisa terus berlanjut oleh para kader Fatayat NU.

Sri NIngrum menambahkan, program kerja selanjutnya adalah Ziarah Makam Para Kiai NU yang insyaallah akan dilaksanakan pada Bulan Maret mendatang.

Cara Membuat Hantaran

Pelatihan Kreasi Seni Hantaran untuk Kader Fatayat NU Karangpucung diisi oleh Asrofatun dan Ruyanti. Dalam proses pelatihannya, Asrofatun dan Ruyanti menjelaskan secara singkat cara membuat hantaran, yaitu :

  1. gunting pola kardus sesuai kebutuhan, yang paling sering digunakan adalah pola kelopak bunga. Jumlahya sekitar lima buah.
  2. kemudian dibentuk dengan memasukan pola kardus tersebut kedalam bahan yang hendak dibuat seperti jarik atau mukena.
  3. bungkus pola dengan bahan hingga tertutup kemudian diikat dengan karet gelang sambil dirapihkan. Setelah lima pola sudah rapih,
  4. bentuk pola putik sesuai selera, bisa menggunakan isian koran yang sudah dibentuk seperti bola.
  5. bungkus dengan bahan untuk bagian tengah bunga, kemudian susun dan rapihkan hingga membentuk sebuah bunga.
  6. letakan aksesoris bunga-bunga atau daun sebagai pemanis dan bungkus dengan menggunakan plastik parsel. Ketujuah, rapihkan plastik pada bagian bawah kotak menggunakan solatip atau lakban hingga semua bagian tertutup rapih.

“Untuk bagian luar boleh diberi pita jepang sebagai pemanis atau sesuai selera. Usahakan letak pita tidak menutupi bagian-bagian bentuk bunga. Jadi bisa diletakan dipinggir atas,” terang Asrofatun.

Baca juga

Kegiatan Pelatihan Kreasi Seni Hantaran diikuti oleh perwakilan dari masing-masing Ranting Fatayat NU Se-Kecamatan Karangpucung. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dengan buah tangan hasil karya masing-masing ranting.

Cara Membuat Hantaran

Isra Mi’raj Fatayat NU Karangpucung

Ketua Ranting Muslimat NU Desa Surusunda, Siti Nurhayati, S.Pd sangat mendukung dan mengapresiasi adanya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Fatayat termasuk yang dilaksanakan pada hari ini yaitu Peringatan Isra Mi’raj dan Pelatihan Kreasi Seni Hantaran.

“Kegiatan pelatihan semacam ini itu sangat bagus karena bisa membantu membuka peluang usaha bagi perekonomian keluarga,” kata Siti Nurhayati.

Sementara itu, Kiai Muchlisin, S.H.I., hadir memberikan taushiyah memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Disampaikannya, sebagai warga NU dalam pengkaderan dan perkembangannya perlu adanya pemahaman siapa diri kita dan perlu adanya akselerasi dengan perkembangan zaman yang ada.

“Ke depan NU, Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, bahkan IPNU IPPNU harus ada regenerasi yang kuat baik secara karakter, akidah, maupun prinsip. Harus ada pengenalan-pengenalan ibadah yang sesuai dengan syariah,” tuturnya.

Kiai Muchlisin juga mempertegas yang disampaikan oleh Ketua PAC Fatayat NU Karangpucung. Bahwa sebagai bagian dari NU yang artinya kebangkitan para ulama, maka sebagai generasi penerus kita juga harus mampu bangkit melawan pandemi dengan penuh semangat karena pemuda-pemudi hari ini adalah pemimpin masa depan.

Selain itu, Kiai Muchlisin menyampaikan tentang perjalanan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang di dalam Al-Qur’an. Mengutip Surat Al – Isra’ ayat 1 Kiai Muchlisin menjelaskan: dalam peristiwa Isra Mi’raj inilah, kemudian Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah untuk menjalankan shalat lima waktu; yang kemudian perintah ini disampaikan dan didakwahkan oleh Rasulullah kepada umat muslim.

Kontributor: Nesy Maulidia
Editor: Ahmad Nur Wahidin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button