Panen Padi Organik Kadang Tani Sarwo Tulus NU Sidareja Sukses
NU CILACAP ONLINE – Panen padi organik Kadang Tani Sarwo Tulus Nahdlatul Ulama (NU) Sidareja Cilacap di sawah seluas 14000m2 Rabu (15/3/2023) berlangsung sukses. Ini kali pertama NU Sidareja dalam kordinasi Lembaga Pengembangan Pertanian NU melaksanakan panen padi organik.
Ketua Kadang Tani Sarwo Tulus Sidareja Saiful Amin merasa bersyukur atas terlaksananya panen perdana padi organik. Sejak awal, Saiful Amin merasa optimis bahwa padi organik bisa dikembangkan di wilayahnya.
“Saya sudah 3 kali menanam padi organik secara mandiri. Dan semua bisa dipanen dengan baik. Semula, banyak pihak yang tidak percaya bahkan sinis. Atas pengalaman ini, saya kembangkan melalui Kadang Tani Sarwo Tulus,” katanya.
Lewat Kadang Tani Sarwo Tulus NU Sidareja, Saiful Amin berinisiatif mengawali tanam padi organik jenis Rojo Lele di sawah milik anggota. Benih padi ditanam sekitar 90 hari yang lalu, dan sesuai dengan rencana, bisa dipanen hari ini.
“Saya juga bersyukur karena ikhtiar mengembangkan tanaman padi organik ini mendapat dukungan langsung dari PWNU Jawa Tengah, PCNU Cilacap, MWCNU SIdareja, bahkan Penyuluh Lapangan Pertanian di wilayah Sidareja,” kata Saiful Amin yang juga Ketua Ranting NU Penyarang Sidareja.
Respon Positif dan Masalah Harga
Pengalaman Saiful Amin dirasakannya juga berkaitan dengan respon masyarakat atas padi organik baik tentang peluang, kualitas maupun harga jualnya. Dikatakan Saiful Amin, peluang masyarakat untuk menanam padi organik cukup tinggi, namun selama ini masih butuh proses.
“Masyarakat tidak langsung mau mencoba. Memang ada satu dua petani sawah yang mulai mencoba. Namun, yang terpenting Saya sendiri yang bertekad kuat untuk mewujudkannya,” katanya optimis.
Dari panen padi organik yang pernah dilaluinya, Saiful Amin mengaku kualitas padi organiknya baik dan mampu menembus pasaran, meski masih terbatas. Juga yang terpenting di sini adalah masalah kesehatan hasil panen berupa padi dan beras juga nasi organik kelak saat di masa k.
“Masyarakat yang penasaran pernah saya ajak untuk mengkonsumsi nasi secara langsung dari beras organik. Bahkan pernah saya sediakan nasi dari beras organik pada saat pertemuan di MWCNU Sidareja. Ini bagian dari ikhtiar untuk membuktikan.” katanya.
Tentang harga, Saiful Amin memastikan bahwa dengan 15.000 rupiah per kilogram, masyarakat masih mau membeli beras organik. Apalagi yang sudah membuktikan rasanya. Diakui Saiful Amin, produk beras organiknya sudah pernah ditawar oleh pengusaha beras dari Depok Jawa Barat.
“Artinya, peluang padi dan beras organik masih sangat luas jika mau mengembangkan, memproduksi dan memasarkannya. Dan peluang pengembangan bisnis ekonomi padi organik masih terbuka luas,” tandas Saiful Amin.
Program Pertanian NU
Panen padi organik Kadang Tani Sarwo Tulus NU Sidareja menandai pelaksanaan program pertanian NU yang langsung menyentuh basis.
Khazam Bisri, Sekretaris PCNU Cilacap yang hadir dalam panen perdana padi organik menegaskan bahwa program pertanian NU memang harus dimulai dari basis warga NU yang mayoritas petani.
“Program yang melibatkan langsung petani NU tidak saja memberdayakan petani, melainkan juga menguatkan organisasi NU dengan pelaksanaan perogram dan kegiatannya,” katanya.
Ketua LPPNU Cilacap Ir H Susilan yang juga hadir memberikan apresiasi kepada Kadang Tani Sarwo Tulus LPPNU Sidareja. Menurutnya, ini sudah ke sekian kalinya kordinasi program pertanian NU berjalan sukses. Kendala memang ada, tapi harus menjadi tantangan bersama.
“Alhamddulillah, panen padi organik Kadang Tani Sarwo Tulus LPPNU Sidareja berlangsung sukses. Kami hadir secara langsung. Ini bagian dari komitmen pemerintah dalam program pertanian. Kami mengajak masyarakat untuk mau melaksanakan program tanam padi organik,” katanya.
Ir H Susilan yang juga Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap menegaskan; bahwa padi organik yang sehat bisa menjadi solusi masalah gangguan kesehatan masyarakat ketika dikonsumsi secara rutin.
“Ciri padi, beras dan nasi organik yang bebas kandungan kimiawi memungkinkan untuk mampu mencegah gejala gangguan kesehatan seperti stunting. Karenanya, ini sesuai dengan program pemerintah dalam mengatasi masalah gangguan kesehatan yang dialami masyarakat,” tegasnya. (Munawar AM)