NU, Islam dan NKRI: Pondasi Utama Khidmat Jamiyyah

NU CILACAP ONLINE – Antara NU, Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi pondasi khidmat Jamiyyah Nahdlatul Ulama sejak pertama didirikan 1926. NU, Islam dan NKRI menjadi inspirasi Tema Konfercab NU Cilacap tahun 1445 H/2024 M yaitu Memperkokoh Pondasi dan Arah Khidmat Abad Kedua Jamiyyah.

Dilihat dari sejarahnya, ada beberapa pondasi utama khidmat jam’iyyah yang dicetuskan oleh para pendiri (muassis) dan muharrik (pengerak) Nahdlatul Ulama (NU). Di tahap awal, dan ini yang pertama, yaitu konstruksi Islam yang hendak dipilih, dikembangkan dan dilestarikan, yang di kemudian hari dikenal dengan Islam Aswaja atau Ahlussunnah wal Jamaah.

Menurut Hadlratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, model Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan ciri bermadzhab dan bersanad sudah menjadi praktik keberagamaan masyarakat di Nusantara saat itu. Lalu, muncul perkembangan model keberislaman lain, yang tidak hanya berbeda dengan ciri anti dan menolak madzhab, melainkan juga mengancam kemapanan Islam Aswaja di Nusantara.

Kedua, konstruksi kebangsaan yang berdaulat dalam semangat Nahdlatul Wathan sebagaimana digelorakan oleh KH Abdul Wahab Hasbullah. Ini adalah bentuk perlawanan atas imperialisme sekaligus menunjukkan tekad yang kuat untuk menjadi bangsa yang mandiri dan berdaulat. Hingga tercetus Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Di dalam buku Pertumbuhan dan Perkembangan NU, Choirul Anam mengatakan bahwa terbentuknya NU tak semata-mata karena persoalan mazhab di Arab Saudi, tapi juga kondisi tanah air yang berada dalam penjajahan. Bahkan, dalam sebuah obrolan Kiai Wahab mengatakan bahwa tujuan berdirinya NU adalah untuk kemerdekaan Indonesia.

Baca juga Islam, NU dan Nusantara

Ketiga, Jam’iyyah Nahdlatul Ulama (NU) itu sendiri sebagai organisasi, sebagai perkumpulan yang memiliki tujuan dan sendi dasar dalam semangat ‘Alaikum Bil Jamaah, ‘Alaikum bi Al Sawad Al A’dham, juga ‘Alalikum bi Al Sunnati wa Sunnati Khulafa Al Raasyidina Min Ba’di.

Islam Aswaja, NU dan NKRI

Islam Aswaja, NKRI dan Jam’iyyah NU menjadi 3 pondasi utama khidmat yang sudah dan harus terus diperkokoh, diperjuangkan dan dikembangkan para muassis dan muharrik sejak awal hingga saat ini. Diperjuangkan, karena pondasi harus dikuatkan dan dikokohkan sepanjang masa. Dikembangkan, karena pondasi khidmat responsif atas perkembangan zaman.

Dalam perspektif kekininian, KH Yahya Cholil Staquf menyatakan; dalam pergulatan politik, NKRI adalah kendaraan bagi NU untuk berjuang demi peradaban. Dunia sedang membutuhkan visi tentang peradaban masa depan yang mulia dan kita sudah memiliki rumusannya dalam pembukaan UUD 1945. Sekarang, jika kita ingin menjadikan NKRI sebagai wasilah untuk cita-cita yang kita yakini, kita harus bertarung untuk memenangkan NKRI, dari mereka yang ingin menggunakan NKRI untuk tujuan tujuan lain.

Lalu apa saja pilar pondasi khidmat jamiyyah NU, Islam dan NKRI yang perlu terus diperkokoh ? (bersambung ke : Konfercab NU Cilacap Perkokoh 5 Pilar Pondasi Khidmat)

Baca juga Mengokohkan Pondasi Ke-NU-an dan Keber-NU-an

 

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button