Hari Kemerdekaan dan Lomba – Lomba yang Dirindukan
NU CILACAP ONLINE – Ada banyak cara untuk mengisi peringatan hari kemerdakaan Republik Indonesia, biasanya dengan aneka perlombaan, saking banyaknya jenis lomba, sampai-sampai ada lomba-lomba yang dirindukan.
Memenangkan lomba dan menjadi juara itu membahagiakan sekali. Hari ini, Minggu, 13 Agustus 2023, saya ditetapkan menjadi pemenang dan juara 1 lomba catur bersama dengan para pemenang dan juara dari berbagai cabang lomba yang diadakan dalam rangka Peringatan Hari Kemerdakaan RI ke-78.
Juri sekaligus panitia menyatakan bahwa Rozi sebagai pemenang dan juara 1 lomba catur. Saya lalu menyalami lawan main saya yang tangguh di babak final, bapak Ibnu Tamyiz yang juga seorang kepala sekolah di sebuah Madrasah Ibtidaiyah (MI). Beliau tidak bisa lagi menggerakkan rajanya karena dikepung dari berbagai lini. Rajanya sendiri memang tidak bisa leluasa bergerak karena para pembantunya terlalu protektif.
Saya sempat kewalahan menghadapi model permainan yang dikembangkan oleh pak Ibnu Tamyiz dengan pertahanan yang begitu kuat. Bidak-bidaknya bekerja efektif dengan umpan-umpan yang menarik. Kudanya berjalan lincah sekali menerobos barikade pion-pion yang saya pasang. Langkah-langkahnya sering tak terduga. Satu sisi menyerang, di sisi lain membangun pertahanan yang kuat.
Saya mencoba patahkan pertahanan beliau yang kuat itu dengan menerobos ke jantung pertahanan utama, ring-1. Raja yang saya incar. Sesuai aturan, kalau raja sudah kena, maka patih, menteri, pion, dan lain-lain tak berdaya. Mereka hanya pembantu raja.
Susah sekali, pertahanan begitu kuatnya. Saya berpikir keras dengan 3 atau 4 langkah ke depan yang dia tidak pikirkan. Dan saya terus mencoba dengan keyakinan penuh bahwa upaya dan kerja keras takkan mengkhianati hasil. Akhirnya, dengan umpan yang cukup besar dan menarik, menteri saya pasang, dia tergiur, lalu saya berhasil memasuki wilayah pertahanan utama. Dan, dengan sekali serang, rajanya takluk tak berkutik.
Sebetulnya, saya sama sekali tidak ada niatan untuk mengorbankannya, apalagi dia menteri utama. Tetapi demi hasil yang lebih besar dan menyelamatkan sekian banyak pasukan dan rakyat, memang harus ada yang merelakan diri berkontribusi untuk berkorban. Ya, perjuangan memang butuh pengorbanan.
Kemenangan ini bukan kemenangan personal, tetapi merupakan kemenangan kolektif, kemenangan karena kerja sama tim yang solid dan kompak yang setiap komponen sadar dengan posisi dan fungsi masing-masing. Semuanya bekerja dalam satu komando.
Baca juga Makna Kemerdekaan RI, Sudut Pandang Fatayat NU
Terima kasih bapak Ibnu Tamyiz, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menang. Ini memang lomba tingkat RT, tetapi kebahagiaan saya melampaui saat saya memenangi sebagai juara 2 lomba yang sama tingkat Eropa yang diadakan oleh Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda di Groningen, Belanda pada April 2018 silam. Saat itu, saya mewakili PPI Prancis.
Dan sesungguhnya, kemenangan sejati adalah ketika seseorang bisa memberikan kemenangan kepada yang lain. Level ini telah dimiliki oleh bapak Ibnu Tamyiz. Luar biasa. Sekali lagi, terima kasih Bapak.
Selain lomba catur, ada lomba ping-pong atau tenis meja. Lomba ping-pong juga dimenangkan oleh Rozi. Rozi yang ini adalah seorang siswa kelas 4 atau 5 di sebuah Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kroya. Walaupun masih SD, tetapi Rozi kecil ini masuk di pertandingan cluster dewasa.
Di RT 07 RW 09 desa Bajingkulon kecamatan Kroya kabupaten Cilacap ada dua Rozi yang sama-sama memenangkan pertandingan dalam rangka Peringatan Hari Kemerdakaan RI ke-78. Rozi gede menang catur, rozi kecil menang ping-pong.
Sebelum memenangkan pertandingan, dia menghadapi lawan-lawan yang tangguh dan sudah teruji, seperti bapak Drs. Muhammad Najib, M.Si., yang juga menjabat sebagai Kabag Kesra Setda kabupaten Cilacap. Beliau bermain dengan sungguh-sungguh bahkan sempat terjatuh dan terluka demi mempertahankan reputasinya, sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan Rozi kecil ini.
Selain kedua jenis lomba ini, ada jenis lomba lain untuk anak-anak yang tidak semata-mata bersifat hiburan, tetapi juga bersifat edukatif. Misalnya lomba memasukkan bumbu-bumbu dapur ke tempat yang sudah ditandai. Bumbu-bumbu dapur itu adalah kencur, laos, jahe, kunir, tumbar, mrica, dan lain-lain. Para peserta dituntut untuk mengenali kekayaan rempah-rempah Indonesia yang menjadi salah satu alasan Belanda menduduki dan menjajah Indonesia.
Ada lagi lomba makan krupuk, lomba mencantelkan cething, lomba goyang balon, dan lain-lain.
Semua jenis lomba itu adalah dalam rangka ikut serta berpartisipasi mengisi Kemerdakaan RI. Sederhana, tetapi kemeriahannya sangat terasa. Ini bentuk minimalis kepedulian kepada RI. Tetapi masih mendingan. Prinsipnya, kalau tidak bisa berkontribusi, paling tidak, ya tidak merecoki kebijakan-kebijakan negara yang sedang dijalankan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Damai Indonesia, jaya Indonesia, selalu diberkati. Merdeka…!
Baca juga 2 (Dua) Cara Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan, Apa Saja?