Haji Riang Gembira 2023 Part 22, Thawaf Wada’

NU CILACAP ONLINE – Thawaf Wada’ adalah tawaf perpisahan, sebagai bentuk penghormatan kepada Baitullah pada saat melaksanakan haji atau disebut tawaf perpisahan. Thawaf Wada’ dikerjakan oleh jamaah haji yang akan meninggalkan Makkah.

Hukum Thawaf Wada’

Hari ini, Minggu, 16 Juli 2023 adalah hari terakhir seluruh jamaah haji kloter SOC (68, 69, 70, 71) Cilacap berada di Makkah al Mukarramah.

Seluruh jamaah bersiap untuk bergeser ke Madinah al Munawwarah pada Minggu ini selepas dhuhur dan ashar. Sowan kepada junjungan Nabi Muhammad saw. Jamaah haji asal Cilacap yang masih bertahan di Makkah tinggal jamaah yang masuk di kloter Sapujagad.

Sebagai persiapan untuk meninggalkan Makkah, hal pertama yang harus dilakukan adalah melaksanakan thawaf Wada’. Pada thawaf Wada’, yang dilakukan adalah thawaf saja, tanpa sa’i dan tahallul. Ini yang membedakan thawaf Wada’ dengan jenis-jenis thawaf lainnya. Bagi perempuan yang sedang haid, ada rukhsah untuk tidak melakukannya. Dia cukup berdoa di depan pintu gerbang Masjidil Haram.

Madzhab Syafi’i dan kawan-kawan menghukumi thawaf Wada’ sebagai wajib bagi jamaah haji yang akan meninggalkan Mekkah. Sedangkan Imam Malik, Dawud, dan Ibnu Mundzir mengatakan thawaf Wada’ hukumnya sunnah. Baca juga Daftar Kumpulan Istilah Di Dalam Ibadah Haji dan Umrah

Bagi yang berpendapat bahwa thawaf Wada’ itu wajib, maka jamaah haji yang melewatkan thawaf Wada’ wajib membayar dam (denda) tartib, yakni berupa satu ekor kambing. Apabila tidak mampu, boleh membayar fidyah atau berpuasa 10 hari. Sebaliknya, menurut pendapat yang menghukuminya sunnah, maka jamaah yang tidak mengerjakan thawaf Wada’ tidak diharuskan membayar dam.

Thawaf Wada’ Bersama

Sabtu malam 15 Juli selepas Isya, jamaah haji kloter SOC 69 dan 70 melaksanakan thawaf Wada’ bersama. Ini kali kedua kebersamaan kloter SOC 69 dan 70, setelah sebelumnya juga pernah bersama pada saat melaksanakan umrah sunnah yang pertama ketika dipimpin oleh almarhum KH Maslahuddin pada awal-awal kedatangan di Makkah al Mukarramah.

Meski digabung dua kloter, tetapi jumlah totalnya tidak mencapai 100 orang. Hal ini terjadi karena sebagian besar jamaah sudah melaksanakan thawaf Wada’ secara per rombongan dan ada yang mandiri.

Namun ada juga yang baru melaksanakan thawaf Wada’ pada Minggu pagi. Mereka beralasan mumpung masih di Makkah, kapan lagi. Mereka menghabiskan waktu sepuasnya sebelum akhirnya berpisah dengan Makkah, berpisah dengan Ka’bah. Bahkan di antaranya masih ada yang melaksanakan umrah sunnah.

Saya memperhatikan teman-teman yang beraneka ini dengan positif thinking saja. Mereka semuanya beri’tikad baik dan memiliki alasan masing-masing, dan secara syariah memang tidak ada masalah. Saya juga memperhatikan para petugas haji kloter khususnya yang sudah bekerja luar biasa untuk kesuksesan haji jamaah di kloternya masing-masing.

Ketua kloter SOC 70 mas Amrul misalnya. Beliau telah bekerja dengan sangat baik, bahkan untuk beberapa hal, melampaui yang seharusnya dikerjakan. Luar biasa tanggung jawabnya. Salut untuk beliau. Baca juga Haji Riang Gembira 2023 part 19; Thawaf di Lantai 2

Sampai di pemberangkatan ke haram malam tadi, ketua kloter 70 tetap memimpin. Beliau memastikan jamaahnya melaksanakan thawaf Wada’ semuanya, sebagai akhir dari seluruh rangkaian keberadaannya di Makkah al Mukarramah.

Kewajiban-kewajibannya sebagai ketua kloter ditunaikan semua sesuai tupoksinya. Bahkan yang sunnah-sunnah pun dikerjakannya. Tetapi sebagai pribadi, beliau sepertinya juga menginginkan hal-hal yang sifatnya personal sebagaimana yang dilakukan oleh jamaah pada umumnya.

Seperti malam tadi, setelah jamaah dipastikan naik bus menuju haram semua, beliau baru ikut naik di bus berikutnya. Kebetulan saya ikut di belakangnya, membuntutinya.

Selamat Tinggal, Ka’bah

Beliau menggunakan pakaian ihram seperti jamaah laki-laki yang lain. Pemakaian kain ihram ini dilakukan untuk mengelabui petugas di haram agar memperbolehkan jamaah melantai di pelataran Ka’bah. Kalau pakaian biasa, mau tidak mau harus di lantai dua, tiga, atau empat yang radiusnya dengan Ka’bah lebih jauh ketimbang di pelataran.

Beliau membawa tas punggung. Ini hal yang tidak biasa. Oleh karena itu, dia sudah menjawab pertanyaan yang ada di dalam hati saya. Beliau seperti mengerti bahwa saya akan menanyakan hal itu. Beliau bilang, akan menginap di haram di malam terakhir, tetapi melihat situasi dan kondisi.

Saya bisa memahami, beliau ingin lebih personal dan intim dalam berkomunikasi dengan Tuhannya. Mungkin beliau merasa, selama ini hanya fokus di jamaah, ngurusi orang lain terus, walaupun itu tupoksinya.

Mungkin juga beliau merasa, Tuhan belum memperoleh porsi yang semestinya dari kehadirannya di Makkah. Padahal, Tuhan yang mengundangnya datang. Yach, namanya juga perasaan, sah-sah saja merasa belum melakukan apa-apa, apalagi di hadapan Tuhannya, memang harus begitu.

Sesungguhnya bisa jadi, justru ketika ngurusi jamaah itulah, Tuhan hadir membersamainya, di pagi hari, di siang hari, di tengah malam yang sepi, bahkan di setiap langkah yang diayunkannya. Baca juga Al Qur’an dan Ka’bah (Kisah Perubahan Arah Kiblat)

Thawaf Wada’ rampung, tuntas sudah dilaksanakan. Saya ketemu lagi dengan mas Amrul usai sama-sama melantai di pelataran Ka’bah. Beliau duduk, bersimpuh, mencerminkan kepapaan dirinya di hadapan Allah, khusyu’, wajahnya ikhlas. Saya membiarkan beliau menikmati kesendiriannya bersama Tuhan. Saya pamit pulang ke hotel, untuk merebahkan badan, siapa tahu Tuhan juga hadir membersamai jamaah yang terlelap.

Usai sudah Thawaf Wada’. Selamat tinggal Ka’bah,.. bye… bye…tetapi saya tidak mau meninggalkan, karenanya saya terus melambaikan tangan ke Ka’bah hingga hilang dalam pandangan mata…berharap agar suatu saat bisa sowan lagi. (Bersambung ke part 23). Baca juga Haji Riang Gembira 2023 Part 21 Thaif, Kota Sejuk dan Bersejarah

Tentang Penulis

Tentang Penulis

Fahrur Rozi, ketua Lakpesdam PCNU Cilacap, kepala LP2M Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap. (Makkah al Mukarramah, 16 Juli 2023)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button