Gus Lutfillah Dahri; Ada 11 Tanda Orang Bahagia Dunia-Akhirat
NU CILACAP ONLINE – Ada 11 tanda orang bahagia di dunia dan juga di akhirat menurut Gus Lutfillah Dahri atau Kiai Muhammad Luffillah Dahri, di mana mereka akan mengalami keberuntungan di akhirat nanti. Tidak hanya keberuntungan di akhirat, namun juga keberuntungan di dunia. Merekalah orang-orang yang beriman.
Berkenaan dengan keberuntungan orang beriman ini, pengasuh Pesantren Asaasunnajah Kesugihan Kiai Muhammad Luffillah Dahri mengungkap bahwa tanda-tanda ini disebutkan dalam Alqur’an.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna. dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya,” (QS al-Mukminun [23]: 1-9).
Gus Lutfi demikian ia biasa disapa menerangkan di hadapan jamaah Muslimat Nahdlatul Ulama Ranting Karangjengkol pada acara santunan dan peringatan Tahun Baru Hijriah, Ahad (6/8/2023) di pendopo balai Desa Karangjengkol.
Selain tanda-tanda yang disebutkan dalam Alqur’an, Gus Lutfi juga menyebut tanda orang yang akan berbahagia tercatat di Kitab Tanbih al-Ghafilin karya Syekh al-Samarqandi (lihat kitab Tanbih al-Ghofilin, hal 70).
Baca juga Silaturahmi Kebhinekaan, Habib Lutfi Berkunjung Ke Cilacap
11 Tanda Orang Bahagia Dunia-Akhirat
Sebelas tanda orang yang bahagia dalam kitab Tanbih al Ghafilin yaitu: pertama, zuhud terhadap dunia dan cinta terhadap akhirat. Artinya senantiasa sederhana dalam urusan dunia dan senantiasa mencintai urusan akhirat. Tidak terlalu berlebihan dan hanya secukupnya saja dalam hal duniawi, tidak meminta lebih dari sesuatu yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Orang tersebut lebih mencintai urusan akhirat dengan memperbanyak beribadah dan melakukan kebaikan dengan mengharap ridha dari Allah SWT, sehingga hatinya terasa tentram dan senang tanpa ada beban pikiran yang harus dikeluhkan.
- Ketua Tanfidziyah NU Karangjengkol Kiai Mustangin Hilmi didampingi Syuriah dan Ketua PR Muslimat NU menyerahkan simbolis santunan kepada Dhuafa
Kedua, mencurahkan seluruh perhatiannya kepada ibadah dan membaca Al-Qur’an. Beribadah dalam hal ini tidak hanya melaksanakan haqqullah saja seperti shalat, tapi juga melaksanakan hak kepada sesama, seperti tolong menolong.
Ketiga, sedikit bicara dalam perkara yang tidak dibutuhkan. Secukupnya saja dalam berbicara, terkecuali jika memang pembicaraan itu sangat penting dan bermanfaat.
Keempat, senantiasa menjaga shalat lima waktu. Karena shalat sendiri merupakan tiang agama. Orang yang terbiasa menjaga shalatnya, maka secara otomatis ia telah menjaga kewajibannya agar tetap terlaksana dan tidak tertinggal.
Baca juga Wisata Religi dan Ziarah Fatayat NU Cilacap Perkuat Amaliyah
Kelima, menjaga diri dari perkara yang haram dan perkara yang syubhat (belum jelas halal dan haramnya suatu perkara).
Keenam, bergaul dengan orang-orang saleh. Dalam kesehariannya, ia senantiasa bergaul dengan orang-orang yang cenderung berbuat baik, sehingga dirinya pun menjadi terbiasa melakukan perbuatan baik.
Ketujuh, bersikap tawadhu’ dan tidak sombong. Tidak sepatutnya manusia memiliki sifat sombong, karena semua yang dimiliki hanyalah titipan dari Allah SWT, yang harus dijaga dan dipergunakan di jalan yang benar.
Kedelapan, bersikap murah hati dan dermawan. Sebab, orang yang murah hati itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan sesama manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari sesama, dan dekat dengan api neraka.
Kesembilan, penyayang kepada sesama makhluk ciptaan Allah SWT. Tidak mengganggu dan bahkan sampai menyiksa makhluk lain, justru selalu peduli dan melindungi makhluk tersebut.
Kesepuluh, bermanfaat untuk semua makhluk. Tidak membuat banyak masalah di sekitar lingkungannya, justru membantu menyelesaikan masalah dengan cepat dan tanggap. Juga senang memberi bantuan kepada orang lain.
Kesebelas, selalu ingat kematian. Ingat akan kematian bisa membuat seseorang rajin beribadah dan takut berbuat dosa, khawatir ketika sedang melakukan dosa tiba-tiba malaikat Izrail datang untuk mencabut nyawa.
Demikian 11 tanda kebahagiaan dunia dan akhirat yang telah diterangkan Gus Lutfi. Menurutnya hal ini relevan dengan momen tahun baru hijriah sebagai sarana memperbaiki diri. Maka ia pun berpesan kepada jamaah agar tidak menunda-nunda untuk berbuat baik.
“Karena sesunggungnya orang yang menunda-nunda kebaikan dia pasti akan menyesal,” kata Gus Lutfi.
Pada kesempatan tersebut, Muslimat NU Ranting Karangjengkol melaksanakan santunan untuk yatim dan dhuafa. Santunan menyasar sebanyak 87 orang yang disampaikan secara simbolis. Dana bersumber sepenuhnya dari penatsarufan Koin NU Ranting Karangjengkol.