Ikuti LKD, Fatayat NU Diminta Cerdas Mengakses Media Sosial
NU CILACAP ONLINE – Ikuti Latihan Kader Dasar (LKD), puluhan Kader Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) diminta untuk cerdas dalam memanfaatkan media sosial; terutama saat mengakses informasi yang tersebar. Di sinilah pentingnya memfilter informasi.
Demikian disampaikan oleh Puji Irianti, Koordinator Bidang Pendidikan dan Pengkaderan Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Cilacap, di hadapan puluhan kader Fatayat NU Kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap, Ahad (06/03) lalu.
Pada LKD yang digelar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Desa Banjareja Nusawungu tersebut, Puji menyampaikan pentingnya kroscek terhadap informasi yang didapat di media sosial.
“Fatayat NU cerdas media sosial. Jangan asal-asalan ikut apa yang sedang viral, dikroscek dulu sumbernya. Kemudian dicek kebenarannya. Jangan main ikut-ikutan padahal kita tidak tahu apa-apa,’ ujar Puji.
Puji Iriyanti mengingatkan, bahwa hal seperti itu tidaklah baik; sebab selain bisa merugikan diri sendiri, juga berpotensi merugikan orang lain.
Organisasi dan Manajemen Konflik
Selanjutnya dirinya menyampaikan 3 unsur organisasi. Organisasi sebagai wadah berkumpulnya sekelompok orang harus memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerjasama dan merealisasikan tujuannya.
“Setiap organisasi harus memiliki tiga unsur dasar yaitu sekumpulan orang, kerjasama dan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya karena memberikan kontribusi,” terang Puji Iriyanti.
Materi kemudian diperkuat oleh Nopita Lisonari, M. Pd. Ia menyampaikan materi tentang manajemen konflik dalam organisasi. Menurutnya, manajemen konflik adalah adalah serangkaian aksi dan reaksi antar pelaku maupun pihak luar dalam mengarahkan perselisihan atau konflik kearah hasil tertentu.
Selanjutnya materi tentang Garda Fatayat (Garfa) disampaikan oleh anggota bidang organasisasi, pendidikan dan pengkaderan Fathin Amamah.
“Garda Fatayat (GARFA) merupakan gerakan lapangan dan pertahanan untuk kader perempuan NU. Diharapkan Garfa dapat memberikan respon cepat terhadap berbagai problem sosial dan kemanusiaan yang muncul, ulasnya.
Baca Juga >> GARFA, Garda Fatayat NU : Alasan, Makna dan Tujuan
Sementara itu, melihat kondisi yang sudah sore Lisa Choiriyah, SH sebelum melanjutkan materi mengajak peserta LKD untuk mengikuti gerakan tangan dan kaki agar tidak jenuh dan dapat menerima materi dengan seksama. Hal itu terbilang mujarab karena dapat mengembalikan semangat para pesrta LKD.
Terakhir adalah stresing yang dipimpin ketua PC Fatayat Nu, Tun Habibah, S. Pd. I. Momen ini begitu mengharukan. Beliau mengajak peserta untuk merenungi betapa kotornya jiwa yang berjuang dalam organisasi tapi masih mengharap imbalan materi.
“Coba kita bayangkan begitu besarnya perjuangan mbah kiai Hasyim Asy’ari yang rela mengorbankan harta, pikiran, waktu dan tenaga untuk mengurusi NU. Bukan Fatayat namanya yang jika berkegiatan masih mengincar materi atau pujian dari orang. Mari benahi diri kita dengan memohon ampun kepada Allah SWT. Agar diluruskan niat kita, ibadah kita hanya karena ALLAH semata,” pungkasnya.
Peserta Melebihi Target
Semangat para peserta LKD begitu membara. Hal itu ditunjukkkan oleh jumlah peserta yang melebihi target. Peserta yang diwajibkan untuk tiap ranting adalah berjumlah lima orang, tetapi ada beberapa ranting yang mengirimkan lebih dari lima orang.
Bukan hanya hal itu saja, saat menerima materipun para peserta sangat antusias. Hal ini tentu saja ditunjang oleh kelihaian para instruktur LKD yang semuanya adalah pengurus PC Fatayat NU Cilacap. Berbagai trik dilakukan agar peserta tidak jenuh selama mengikuti kegiatan. Seperti melakukan senam ringan sampai game-game sederhana.
“Mari kita senam otak untuk melatih konsentrasi kita,” ajak Sekretaris PC Fatayat NU Cilacap Nisfa Azizah, S.PD.I saat sebelum dirinya memulai materi kesetaraan gender.
“Gender merupakan perbedaan laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial budaya, bisa diubah dan bisa dipertukarkan. Munculnya ketidakadilan gender berupa marginalisasi dan subordinasi, pelebelan negatif (stereotipe), kekerasan terhadap perempuan dan beban kerja perempuan,” jelas Nisfa.
Baca Juga >> Curhat Masalah Pribadi Di Media Sosial?, Hati-Hati !
Kontributor: Aida Robiyah
Editor: Naeli Rokhmah