Dosen UNUGHA Cilacap Bicara dalam Forum International 2022
NU CILACAP ONLINE – Salah satu dosen Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap berbicara dalam forum Asia Europa International Conferences dibidang International Centre of Excellence in Humanities, Social Sciences and Interdisciplinary Studies yang digelar oleh HEAIG (Higher Education and Innovative Group) di Turki, 23 – 25 November 2022.
Fahrur Rozi, dosen UNUGHA yang juga menjabat sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia yang hadir dalam kegiatan tersebut.
“Awalnya saya mendapatkan informasi kegiatan tersebut dari google browsing kegiatan call paper internasional, kemudian saya mendaftar secara online, mengisi identitas lengkap termasuk alamat email,” kata Fahrur Rozi.
Setelah mendaftar online, pihak HEAIG (higher éducation and innovative group) sebagai penyelenggara meminta kepada Fahrur Rozi agar mengirimkan artikelnya. Setelah artikel dikirim pihak penyelenggara melakukan proses review.
Tercatat Fahrur Rozi melakukan tiga kali perbaikan sampai akhirnya artikelnya dianggap layak untuk diterbitkan dan dipresentasikan dalam Asia Europa International Conferences di bidang International Centre of Excellence in Humanities, Social Sciences and Interdisciplinary Studies di holiday Inn Hôtel Istanbul Turkey.
“Kira-kira saya melakukan tiga kali perbaikan setelah itu fix dan baru dikirim Undangan. Kegiatan di lokasi ada dua macam. Oral presentation dan poster presentation. Kira-kira ada 50 peserta yang diundang. Oral presentation juga diikuti secara daring melalui zoom untuk peserta yang tidak bisa hadir,” kata Rozi.
Fahrur Rozi dalam Penelitiannya memberikan analisis tentang konsep pembenaran nama-nama dan harmoni sosial dari perspektif Konfusianisme. Salah satu pernyataan Konfusius yang sangat populer: kebenaran nama adalah kunci dasar untuk mewujudkan harmoni sosial.
Oleh karena itu, titik tolak harmoni dalam masyarakat adalah pembenahan nama-nama, yaitu penunjukan nama secara tepat dan kecocokannyanya dengan tindakan sehingga setiap nama memiliki sekumpulan tanggung jawab yang melekat untuk menjamin keharmonisan.
Dengan kata lain, pembenaran nama-nama bertujuan untuk menetapkan nama yang benar dan penggunaan nama yang benar adalah dasar dari masyarakat ideal. Hal menarik dalam gagasan kebenaran nama adalah bahwa ada saling ketergantungan antara satu nama dan nama lain.
Baca juga Tekad Rektor UNUGHA; UNUGHA Menjadi Kampus Terbaik
Bentuk holisme ini juga memperluas pengertian harmoni. Kebenaran satu nama harus diintegrasikan dengan kebenaran nama yang lain. Itulah mengapa Konfusius menyebut ‘nama’ dalam bentuk plural, bukan tunggal. Artinya, satu nama tidak dapat benar sendiri secara independen dari kebenaran nama lain.
“Artikel yang dipresentasikan dapat dibaca secara lengkap dalam prosiding International Centre of Excellence in Engineering & Technology,” Tambah Rozi.
Para peneliti di bidangnya masing-masing yang berkaitan dengan Kemanusiaan dan Ilmu-ilmu sosial turut hadir dalam forum tersebut. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menawarkan berbagai paradigma dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial, kemanusiaan, dan kajian interdisiplin untuk guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
Setelah selesai acara, Fahrur Rozi memanfaatkan waktu untuk berkunjung ke berbagai tempat di Turki, di antaranya masjid Hagia Sofia, museum Turkey dan Seni Islam yang ada beberapa peninggalan Nabi Muhammad, dan tentu saja ke selat Bosporus yang memisahkan benua Asia dan Eropa. (Achmad Nur Wahidin)