Astanu (Asosiasi Tani dan Nelayan Nusantara) Dibentuk dan Dikukuhkan

Pengurus besar dan pengurus daerah Asosiasi Tani dan Nelayan Nusantara (Astanu) dibentuk dan dikukuhkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj di Pendopo Pengayoman Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis.

Pengurus daerah yang dikukuhkan adalah Asosiasi Tani dan Nelayan Nusantara (Astanu) Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Susunan Pengurus Besar Astanu, Ketua Umum Luqman Hakim, Wakil Ketua Mustahal Nasucha, Sekertaris Jenderal Akhmad Syafii, Bendahara Dedy Hariyadi dan Wakil Bendahara Khalid Sanusi.

Said Aqil, mengatakan, berdirinya Astanu diharapkan dapat mewujudkan kehidupan yang harmonis antarkelompok dan masyarakat. Said Aqil juga mengatakan, umat Islam harus berada di depan sebagai pelopor ekonomi dan pembangunan bangsa.

“Pembentukan Astanu sangat baik, karena selama ini petani kurang mendapatkan perhatian, misalnya kredit bank hanya dinikmati para pengusaha, sedangkan petani sulit sekali mendapatkannya,” katanya.

Ketua Umum PB Astanu Luqman Hakim mengatakan, alasan pengukuhan pengurus di Temanggung karena daerah ini sebagai penghasil tembakau. Luqman mengatakan, eksistensi pertembakauan harus dipertahankan karena industri hasil tembakau ini merupakan komoditas bagi umat manusia yang menjanjikan.

Bahkan, berbagai industri skala internasional seperti farmasi, suplemen berbahan dasar nikotin ikut tergiur akan besarnya keuntungan bisnis yang diperoleh.

Luqman menambahkan, lahan pertanian di Kabupaten Temanggung tidak terlalu luas dibanding daerah lain, namun kabupaten ini merupakan sentral dan basis pertembakauan, karena mulai dari petani dan pelaku industri hasil tembakau seperti perajin keranjang dan buruh tani sebagai mata rantai di Temanggung.

“Hingga saat ini kami melihat belum ada satu pun asosiasi yang berhasil memperjuangkan nasib mereka sampai benar-benar terbebas dari belenggu kesulitan dan kesengsaraan,” katanya sambil berharap keberadaan Astanu dapat memberikan harapan baru bagi kaum tani dengan modal dasar kemandirian, kesejahteraan, dan kedaulatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button