Arab Saudi Sedang Mempertimbangkan Pembatalan Haji Tahun 2020

NU CILACAP ONLINE – Arab Saudi Sedang Mempertimbangkan Pembatalan Haji Tahun 2020. Ya. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi seperti banyak diberitakan media masa, sedang mempertimbangkan pembatalan haji. Dan ini untuk pertama kalinya sejak negara itu didirikan pada 1932, setelah kasus infeksi virus corona melebihi 100.000.

Menurut sebuah laporan dari King Abdulaziz Foundation for Research and Archives, penyelenggaraan ibadah haji pernah terganggu karena alasan politik, ekonomi, dan kesehatan sekitar 40 kali dalam sejarah. Semua pembatalan itu terjadi sebelum Arab Saudi modern didirikan pada 1932.

Keputusan Haji Di Bawah Pengawasan WHO

Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah berbicara secara langsung dengan Arab Saudi untuk menunda haji 2020. Kepala Regional WHO untuk Mediterania Timur Dr Dalia Samhouri menyebut, keputusan soal kegiatan keagamaan tahunan di dunia harus dibuat di bawah pengawasan WHO.

“Setiap keputusan untuk mengadakan acara ziarah keagamaan tahunan di dunia pada tahun ini harus dibuat di bawah pengawasan WHO bersama dengan mengamati protokol kesehatan,” kata Dalia di Mehr News, Kamis (11/6/2020).

Meski Arab Saudi memiliki pengalaman dalam menghadapi wabah selama haji, seperti Ebola dan MERS, tapi pandemi virus corona menghadirkan tantangan yang jauh lebih sulit.

Pemerintah telah langkah-langkah ketat untuk mengendalikan virus setelah kasus pertama dikonfirmasi awal Maret 2020, termasuk pembatasan perjalanan dan jam malam nasional selama dua bulan.

Namun, setelah pelonggaran penguncian pada akhir Mei 2020, jumlah kasus infeksi dan kematian harian justru meningkat. Lebih dari 3.000 kasus dilaporkan setiap hari selama enam hari terakhir dan total kematian yang mencapai 857 orang hingga Kamis.

Menunggu Pembatalan atau Dilanjutkan

Bukan tanpa alasan jika Pemerintah Kerajaan Arab Saudi akhirnya mempertimbangkan pembatalan haji tahun 2020. Salah satunya adalah kekuatan WHO sebagai Organisasi yang bersifat global

“Masalah ini telah dipelajari dengan cermat dan berbagai skenario sedang dipertimbangkan. Keputusan resmi akan dibuat dalam satu minggu,” kata seorang pejabat senior dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, dikutip dari Financial Times, Jumat (12/6/2020).

Ibadah haji yang dijadwalkan akan berlangsung pada akhir Juli mendatang merupakan salah satu ritual keagamaan terbesar di dunia yang melibatkan sekitar 2 juta orang setiap tahunnya.

Namun, setelah penyelenggaran acara global, termasuk Olimpiade Tokyo terpaksa ditunda atau dibatalkan, pejabat Saudi menghadapi tekanan semakin besar. Salah satu opsi mereka adalah tetap menyelenggarakan haji dalam jumlah kecil dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sementara kemungkinan lainnya membatalkan haji secara total. “Semua opsi ada dalam pembahasan, tetapi prioritasnya adalah untuk kesehatan dan keselamatan jamaah,” kata pejabat itu.

Baca juga Kisah Nabi Syam’un As dan Awal Mula Lailatul Qadar

Konsekuensi Politik Ekonomi Pembatalan Haji

Sarjana tamu di the Middle East Program of Carnegie Endowment for International Peace, Yasmine Farouk mengatakan, keputusan Saudi soal haji akan penuh dengan konsekuensi politik dan ekonomi di dalam maupun luar negeri.

“Jika mereka melanjutkan haji sementara situasi Covid-19 saat ini tak kunjung membaik, mereka mungkin mengalami tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sistem kesehatan mereka, kritik internasional dan bahkan mungkin tuntutan kompensasi,” kata Farouk.

“Jika memutuskan menentang haji, perekonomian negara, khususnya perekonomian lokal Mekkah dan Madinah akan menderita,” sambungnya.

Jika benar Arab saudi sedang mempertimbangkan pembatalan haji tahun 2o2o dan keputusannya kelak resmi dibatalkan, maka langkah pemerintah Indonesia yang secara resmi telah membatalkan pemberangkatan jamaah haji merupakan keputusan yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button