Trending

3 Doa Akhir Tahun Hijriyah Warisan Ulama Aswaja, Apa Saja?

NU CILACAP ONLINE –  3 Doa Akhir Tahun Hijriyah Warisan Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), Apa saja? Bagaimana Teks, Arti dan Maknanya? Kapan Doa Akhir tahun dibaca? Dan Kitab apa yang menjadi sumber rujukan Doa Akhir Tahun? Berikut ulasannya

Doa Awal Akhir Tahun

Di antara amaliah umat Islam Nusantara jelang pergantian tahun baru Hijriyah yang sering dianggap bid’ah dan sesat adalah doa awal dan akhir tahun. Padahal doa ini telah diamalkan umat Islam Nusantara sejak dahulu hingga sekarang dari pewarisan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) sebelumnya.

Lalu dari mana sebenarnya sumbernya dan bagaimana redaksinya? Setidaknya ada tiga sumber doa yang penulis temukan nyaris sama redaksinya kecuali beberapa kata saja. Berikut ini penjelasan selengkapnya.

Doa Tahun Baru Versi PP Lirboyo Kota Kediri Sumber pertama doa tahun baru adalah selebaran resmi PP Lirboyo Kota Kediri Jawa Timur yang penulis terima saat nyantri di sana pada tahun 2001 masa kepemimpinan KH Ahmad Idris Marzuqi (wafat 2014), yang sampai sekarang terus berlaku di khususnya menjelang tahun baru Hijriyah.

Doa Tahun Hijriyah

Hingga sekarang santri PP Lirboyo dan masyarakat Kota Kediri di Masjid Agung Kediri tiap tahun baru mengamalkan doa ini secara berjamaah.

Doa tahun baru dalam sumber pertama terdiri dari:

1. Doa Akhir Tahun Hijriyah yang dianjurkan untuk dibaca sebanyak tiga kali setelah shalat Ashar pada hari terakhir bulan Dzulhijjah:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللهم  مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَلَمْ تَرْضَهُ، وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ، وَحَلُمْتَ عَنِّيْ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ، وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ،اَللهم  إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِيْ.اَللهم وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ، وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya, “Bismillahirrahmanirrahim. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, amal yang telah aku lakukan pada tahun lalu, namun tidak Engkau ridhai, amal yang telah aku lupakan namun tidak Engkau lupakan, Engkau telah berbuat bijak kepadaku meskipun sebenarnya mampu untuk menghukumku, Engkau menyeru kepadaku untuk bertobat setelah kenekatanku (bermaksiat) kepada-Mu, ya Allah sungguh Aku memohon ampunan kepadamu dari amal itu, maka ampunilah diriku. Ya Allah, dan amal yang telah aku lakukan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan pahala dan ampunan atasnya, maka terimalah amal itu dariku. Jangan engkau putus harapanku kepada-Mu, wahai Zat Yang Maha Mulia, wahai Zat Yang Paling Maha pengasih dari para kekasih. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.”

2. Doa Akhir Tahun Hijriyah yang dibaca setelah shalat Maghrib pada awal tahun atau tanggal 1 Muharram dengan didahului dengan bacaan Ayat Kursi sebanyak 360 kali disertai basmalah pada tiap-tiap kalinya, dan disusul doa pendek yang dianjurkan untuk dibaca sebanyak 300 kali, yakni ;

اَللهم  يَا مُحَوِّلَ الأَحْوَالِ حَوِّلْ حَالِيْ إِلَى أَحْسَنِ الأَحْوَالِ بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا مُتَعَالْ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

Artinya, “Ya Allah Zat pemindah berbagai kondisi, pindahlah kondisiku pada kondisi terbaik dengan daya dan kekuatan-Mu, wahai Zat Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.”

Kemudian doa akhir tahun sebanyak tiga kali bacaan:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرْحًا وَسُرُوْرًا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَللهم أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْعَمِيْمِ الْمُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya, “Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat, yaitu shalawat yang dapat memenuhi berbagai simpanan-Mu dengan cahaya, shalawat yang menjadi solusi, kebahagiaan dan kesukacitaan bagi kami dan orang-orang beriman, dan juga limpahkanlah keselamatan yang banyak kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, Engkau Zat Yang Maha Abadi, Maha Qadim, Maha Awal.Yang menjadi andalan manusia hanyalah anugerah-Mu yang agung dan kemurahanmu yang mulia. Ini tahun baru telah tiba. Di dalamnya Aku memohon penjagaan kepada-Mu dari setan dan kekasih-kekasihnya, memohon pertolongan atas nafsu amarah yang memerintahkan keburukan dan memohon tersibukkan diri dengan aktifitas yang dapat lebih mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya, wahai Zat Yang Maha Agung dan Maha Mulia. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.”

Baca juga Jejak Ulama Ahlussunah Wal Jamaah (Aswaja)

Doa Tahun Baru: Versi Kitab Kanzun Najah was Surur

Sumber kedua berasal dari kitab Kanzun Najah was Surur karya Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali Kudus bin Abdil Qadir (w 1335 H).

Dalam sumber kedua dari ulama keturunan Kudus Jawa Tengah ini hanya terdapat satu doa yang disebut dengan Doa Akhir Tahun Hijriyah yaitu hari terakhir bulan Dzulhijjah dan dianjurkan dibaca sebanyak tiga kali, tanpa keterangan dibaca setelah shalat Ashar atau setelah shalat Maghrib, dengan sedikit tambahan redaksi yang dipertebal:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَىعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللهم  مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ، وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ، وَحَلُمْتَ عَنِّيْ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ، وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ،اَللهم  إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِيْ.اَللهم وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ، وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya, “Bismillahirrahmanirrahim. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Ya Allah, amal yang telah Aku lakukan pada tahun lalu dari sekian amal yang Engkau cegah diriku darinya, yang aku belum tobat darinya dan Engkaupun tidak meridhainya, yang telah Aku lupakan namun tidak Engkau lupakan, Engkau telah berbuat bijak kepadaku meskipun sebenarnya mampu untuk menghukumku, Engkau menyeru kepadaku untuk bertobat setelah kenekatanku (bermaksiat) kepada-Mu, ya Allah sungguh Aku memohon ampunan kepadamu dari amal itu, maka ampunilah diriku. Ya Allah, dan amal yang telah Aku lakukan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan pahala dan ampunan atasnya, maka terimalah amal itu dariku, dan jangan engkau putus harapanku kepada-Mu, wahai Zat Yang Maha Mulia, wahai Zat Yang Paling Maha engasih dari para kekasih. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat dan keselamatan kepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.”

Kemudian disertai keterangan khasiat bahwa orang yang membacanya tiga kali maka setan akan berkata, “Aku lelah menyertainya sepanjang tahun dan ia menghancurkan usahaku dalam waktu sesaat saja.” (Lihat Abdul Hamid bin Muhammad Ali Kudus, Kanzun Najah was Surur fi Ad’iyyah al-Ma’tsur al-Lati Tasyrah as-Shudur, [Damaskus, Darus Sanabil dan Darul Hawi: 1430 H/2009 M], tahqiq: Qushai Muhammad Nuris Al-Hallaq, halaman 298-299).

Doa Tahun Baru: Kitab Al-Fathul Mubin wad Durrut Tsamin

Doa Tahun Baru Versi Kitab Al-Fathul Mubin wad Durrut Tsamin. Sumber kedua berasal dari kitab Al-Fathul Mubin wad Durrut Tsamin karya Syekh Abdullah bin Muhammad Al-Khayyath Al-Harusyi (1175 H).

Dalam sumber ketiga dari ulama sufi asal kota Fes Maroko terdapat doa akhir tahun dengan redaksi yang lebih ringkas:

اَللهم مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ، وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ، وَحَلُمْتَ عَلَيَّ مَعَ   قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ، وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ ،اَللهم  إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِيْ .اَللهم وَمَا عَمِلْتُ فِيهَا مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ، وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَدَدَ مَا فِي عِلْمِ اللهِ مَا دَامَ مُلْكُ اللهِ

Artinya, “Ya Allah, amal yang telah Aku lakukan pada tahun ini dari sekian amal yang Engkau cegah diriku darinya, yang Engkau pun tidak meridhainya, yang telah Aku lupakan namun tidak Engkau lupakan, Engkau telah berbuat bijak kepadaku meski sebenarnya mampu untuk menghukumku, Engkau menyeru kepadaku untuk bertobat setelah kenekatanku (bermaksiat) kepada-Mu, ya Allah sungguh Aku memohon ampunan kepadamu dari amal itu, maka ampunilah diriku. Ya Allah, dan amal yang telah Aku lakukan pada tahun itu yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan pahala dan ampunan atasnya. Maka terimalah amal itu dariku, dan jangan engkau putus harapanku kepada-Mu, wahai Zat Yang Maha Mulia, wahai Zat Yang Paling Maha engasih dari para kekasih. Semoga Allah Ta’ala melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad sejumlah apa yang ada dalam ilmu Allah selama kerajaan-Nya langgeng.”

Doa Akhir Tahun Hijriyah ini juga lengkap dengan keterangan khasiatnya sebagaimana dalam kitab Kanzun Najah was Surur. Sementara redaksi doa awal tahunnya adalah:

  اَللهم أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْإِلَهُ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْعَمِيْمِ الْمُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَالْأَعْمَالِ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ. أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَأَسْتَكْفِيكَ مُؤْنَتَهَا وَشُغْلَهَا فِي عَافِيَةٍ بِرَحمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمَا.

Artinya, “Ya Allah, Engkau Zat Yang Maha Abadi, Yang Menjadi Tuhan, Yang Maha Qadim, Yang Maha Awal.Sesuatu yang menjadi andalan manusia hanyalah anugerah-Mu yang agung dan kemurahanmu yang mulia. Ini tahun baru telah tiba. Di dalamnya Aku memohon penjagaan kepada-Mu dari setan dan kekasih-kekasihnya, memohon pertolongan atas nafsu amarah yang memerintahkan keburukan dan berbagai amal jelek, dan memohon tersibukkan diri dengan aktifitas yang dapat lebih mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya, wahai Zat Yang Maha Agung dan Maha Mulia. Aku memohon kepadamu dari baiknya tahun ini, memohon perlindungan-Mu dari buruknya tahun ini. Aku memohon kecukupan dari biayanya dan kesibukannya dalam kesehatan dengan rahmat-Mu, wahai Zat Yang Maha Pengasih dari sekian kekasih. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan keselamatan yang sempurnakepada Sayyidina Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.” (Lihat Abdullah bin Muhammad Al-Khayyath Al-Harusyi, Al-Fathul Mubin wad Durrut Tsamin dicetak bersama Kanzul Asrar. [Beirut, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah: 1431 H], tahqiq: Muhammad Bukhunifi, halaman 318-319).

Baca juga Menyambut Lailatul Qadar

Demikian doa tahun baru, lengkap dalam tiga (3) versi warisan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah yang penulis hadirkan. Tentu pembaca dapat memilih doa yang panjang, yang sedang maupun yang pendek sesuai waktu yang tersedia. Untuk selalu mengingat Allah dan meraih ridha-Nya.

Penting pula, bagaimana kita jadikan tahun baru ini sebagai momentum menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Semoga bermanfaat. Amin.

Ahmad Muntaha AM, Wakil Sekretaris PW LBM NU Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button