Mewaspadai Virus Corona

NU CILACAP ONLINE – Mewaspadai virus Corona merupakan langkah tepat untuk mengetahui gejala-gejalanya. Mengapa Virus Corona harus diwaspadai. Bagaimana proses penularan Virus Corona? Mengapa calon jamaah Haji dihimbau untuk mewaspadai Virus Corono selama di Arab Saudi…..

Apa itu Virus Corona? Novel corona virus (CoV) atau disebut MERS (Middle East Respiratory Syndrome) CoV adalah strain baru dari corona virus yang sebelumnya tidak pernah ditemukan pada manusia, hanya ditemukan pada hewan (monyet, anjing, kucing, tikus). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Novel Coronavirus sebagai virus yang mengancam dunia, karena dari 44 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, 23 orang meninggal dunia (angka kematian 56%).

Sebenarnya penyebab meninggalnya mereka tidak semata-mata karena Corona Virus, sebab sebagian diataranya berusia lanjut, mengidap Diabetes Mellitus, Hipertensi dan Penyakit Jantung.  Akan tetapi dengan adanya serangan Corona Virus menambah berat penyakit yang sudah ada sebelumnya.

Infeksi MERS CoV dikenal sebagai kelanjutan dari penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) , sindrom pernapasan akut berat, yang di tahun 2003 telah menimbulkan kepanikan di seluruh dunia, karena menewaskan 770 orang. Penyakit ini dikenal sebagai MERS (Middle East Respiratory Syndrome) karena banyak menyerang di daerah Timur Tengah, terutama Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar dan Yordania.

Menurut laporan dari CDC 23 Agustus 2013, Jumlah pasien keseluruhan 103 orang yang meninggal 43 orang. Terbanyak di Arab Saudi: 82 orang dengan kematian 41, disusul Uni Emirat Arab 6 kasus, meninggal 2, Qatar: 3 kasus, meninggal 1; Italia: 3 meninggal 0, dan Inggris : 3 kasus, meninggal: 2. Meskipun ada juga pasien infeksi MERS CoV dari Inggris, Prancis, Jerman dan Tunisa, tapi semua yang terserang penyakit tersebut ada riwayat telah melakukan perjalanan ke Timur Tengah.

Dari data yang dikumpulkan CDC, rata-rata pasien yang terinfeksi Corona Virus berusia 56 tahun (2-94 tahun), lebih banyak pada laki-laki (2,6 : 1). Sebagian besar pasien mengeluhkan hambatan di saluran pernapasan (sesak napas) terutama saat dirawat di rumah sakit. Tiga puluh satu pasien dilaporkan meninggal dunia dari 55 pasien (angka kematian 56%).

Dua kasus di Tunisia meninggal lebih cepat, padahal baru probable case (kasus suspek). Satu kasus dari Inggris, malah pasien dengan gangguan napas ringan yang tidak dirawat di rumah sakit. Pada beberapa pasien mengeluh terdapat gejala gangguan pencernaan, nyeri perut dan diare. Disamping itu terdapat penyakit kronis yang mendasari, seperti Diabetes Mellitus, penekanan sistem kekebalan tubuh.

Sumber penularan, rute penularan ke manusia, dan cara penularan dari manusia ke manusia belum diketahui secara pasti. Delapan kluster (42 kasus) telah dilaporkan oleh 6 negara ( Arab Saudi, Jordania, Tunisia, Perancis, Itali, dan Inggris) tertular akibat  kontak erat di sarana kesehatan.

Kasus pertama yang ditularkan dari pasien ke pasien melalui penularan infeksi nosocomial (infeksi yang terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit) adalah di Perancis, laki-laki berusia 64 tahun, dengan riwayat transplantasi ginjal. Mulai sakit pada 22 April 2013 setelah seminggu pulang dari Dubai. Pasien mengeluh demam dan diare. Hasil pemeriksaan foto ronsen dada menunjkkan Pneumonia dan meninggal karena penyakit pernapasan yang berat.

Baca juga Cacar Monyet Terkonfirmasi Kemenkes RI

Masa Inkubasi.

Untuk menegakkan diagnosis diperlukan material swab (apusan) tenggorok dengan pemeriksaan Polimerase Chain Reaction (PCR). Atau dengan mengambil sampel dari bilasan bronkhoalveolar melalui pemeriksaan bronkoskopi. Atau dilakukan pemeriksaan PCR dari sputum (dahak) dan aspirasi trachea.

Setiap orang yang baru pulang bepergian dari Arab Saudi (jamaah Haji dan Umroh) atau negara di sekitarnya dan muncul penyakit saluran napas yang berat dalam waktu 10-14 hari patut dievaluasi kemungkinan terinfeksi MERS-CoV dengan merujuk ke rumah sakit terdekat.  Segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat.

Demikian pula jika seseorang dengan penyakit pernapasan akut berat ada riwa-yat kontak erat dengan pasien penyakit saluran napas yang baru pulang dari Arab Saudi dalam 14 hari terakhir, patut dicurigai terinfeksi MERS-CoV. Pada manusia, corona virus dapat menyebabkan serangan sakit ringan seperti flu (common cold) sampai berat seperti Pneumonia (infeksi di paru), sindroma pernapasan akut berat (SARS) yang ditandai dengan panas, batuk, dan kesulitan bernapas.

Penularan Corona virus dari manusia ke manusia telah tercatat pada beberapa kluster kasus tertentu, termasuk di antara anggota keluarga dan di fasilitas perawatan kesehatan. Telah dilaporkan dua petugas kesehatan terinfeksi virus ini setelah kontak dengan kasus yang dikonfirmasi di rumah sakit. Sejauh ini, belum ada bukti penularan berkelanjutan di luar kluster kasus tersebut.

Cara penularan terutama melalui kontak langsung dengan pasien, misalnya: terkena ingus saat pasien batuk atau pilek. Pencegahan penyebaran penyakit MERS CoV antara lain:

Pengobatan pasien sedini mungkin agar tidak menjadi sumber penularan penyakit, termasuk tindakan isolasi dan karantina. – Pasien yang diduga terserang Corona Virus harus dirawat di ruang isolasi. Isolasi bisa dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas, rumah atau tempat lain sesuai kebutuhan. Jika pasien terindikasi terserang virus ini dan kembali dari luar negeri (Arab Saudi dan sekitarnya), maka harus menjalani karantina.

Peningkatan daya tahan tubuh dengan perbaikan gizi. Usahakan tetap memaksakan diri untuk makan empat sehat lima sempurna.

Perlindungan diri dari penularan penyakit, termasuk menghindari kontak dengan penderita, sarana dan lingkungan tercemar, penggunaan alat proteksi diri (masker), dan perilaku hidup bersih dan sehat. Pengendalian sarana, lingkungan dan hewan pembawa penyakit untuk menghilangkan sumber penularan dan memutus mata rantai penularan.

Jamaah haji dan umrah tidak perlu terlalu mengkhawatirkan akan tertular infeksi MERS-CoV (Corona Virus), asalkan selalu berusaha menjaga kesehatan pribadi. Apabila sedang batuk pilek usahakan selalu memakai masker agar tidak menularkan ke orang lain. Apabila di sekitar kita terdapat pasien dengan batuk pilek, diusahakan siap sedia masker yang sewaktu-waktu dapat kita manfaatkan untuk melindungi diri. (11)

–  Dr Muchlis AU Sofro SpPD-KPTI FINASIM, Spesialis Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi -FK UNDIP.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button