Lailatul Qadar: Pengertian, Keutamaan dan Kapan Turun ?

NU CILACAP ONLINE – Apa itu, bagaimana pengertian, ketentuan, kapan Lailatul Qadar turun?, Lailatul Qadar malam kemuliaan, keagungan dan keberkahan, sebagaimana dinyatakan dalam Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Lailatul Qadar yang memiliki 1000 keistimewaan itu menjadi misteri bagi setiap hamba yang mencari dan menanti kehadirannya, hanya sedikit orang yang dapat menemukannya, seakan lailatul qadar menjadi rahasia Allah SWT semata, dan hanya hamba-hambaNya tertentu yang dikehendaki untuk menemukannya.

Pengertian

Ada dua Pengertian Lailatul Qadar.

Pertama, adalah suatu malam yang indah, mulia, agung dan penuh dengan pujian. Atau suatu malam di mana Allah memberi kehormatan dan kedudukan yang mulia, baik yang bersifat duniawi maupun yang bersifat ukhrowi kepada hamba-Nya yang beribadah dengan ikhlas. Pengertian Lailatul Qadar

Kedua, adalah suatu malam di mana Allah SWT menghubungkan kekuasaan-Nya, baik yang berkaitan dengan prilaku maupun yang berkaitan dengan perjalanan kehidupan seserang, yang diturunkan dari lauhil mahfudz ke langit dunia sekaligus untuk penyusunan program perjalanan hidup masa satu tahun.

Lailatul Qadar adalah suatu malam kemuliaan, keagungan dan keberkahan pada bulan Ramadlan di mana Allah Swt memberikan rahmat dan magfirah Nya untuk Nabi Saw dan umatnya yang diantar langsung oleh para Malaikat yang turun ke muka bumi.

Berdasarkan keterangan al-Qur’an dan al-Sunnah, disebutkan bahwa dalam bulan Ramadhan terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Malam yang indah itu disebut Lailatul Qadar atau malam kemuliaan. Bila seorang muslim mengerjakan kebaikan-kebaikan di malam itu, maka nilainya lebih baik dari mengerjakan kebaikan selama seribu bulan atau sekitar 83 – 84 tahun.

Malam indah yang lebih baik dari seribu bulan itu adalah malam yang penuh berkah, malam yang mulia, dan memiliki keistimewaan-keistimewaan tersendiri. Syaikh Muhammad Abduh memaknai kata “al-Qadar” dengan kata “takdir”.

Ia berpendapat demikian, karena Allah s.w.t, pada malam itu mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar. Khittah yang dijalani itu, sekaligus melepaskan umat manusia dari kerusakan dan kehancuran yang waktu itu sedang membelenggu mereka. (hasbi Ash-Shiddieqy, 1996:247)

Kata “al-Qadar” diartikan juga “al-Syarf” yang artinya mulia (kemuliaan dan kebesaran). Maksudnya Allah s.w.t, telah mengangkat kedudukan Nabi-Nya pada malam Qadar itu dan memuliakannya dengan risalah dan membangkitkannya menjadi Rasul terakhir. Mengenai hal ini diisyaratkan dalam surat al-Qadar.

Bahwa malam itu adalah malam yang mulia, malam diturunjannya al-qur’am sebagai kitab suci yang terakhir. Surat al-Qadar itu lengkapnya sebagai berikut:

اِنَّا اَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا اَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ. سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Sesungguhnya aku telah menurunkan al-qur’an pada malam lailatul qadar, tahukah kamu “apa itu lailatul qadar?”, lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun para malaikat dan ruh qudus (malaikat jibril) dengan idzin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar’. (QS. Al-Baqarah,97: 1-5)

Baca juga Lima Keistimewaan Bulan Ramadhan Apa Saja?

Lailatul Qadar Malam Mulia

Dari ayat tersebut, maka jelaslah lailatul qadar adalah malam penuh kemuliaan yang memiliki keistimewaannya sediri disbanding dengan malam-malam yang selainnya.

Dan apabila malam itu digunakan untuk ibadah kepada Allah SWT, maka ia akan mendapatkan pahala berlibat ganda satu berbanding seribu amal kebajikan (ibadah) yang dilakukan di selain malam lailatul qadar.

Sedangkan keagungan dan keistimewaan malam Qadar pada dasarnya terletak dalam dua kemuliaan, yaitu turunnya al-qur’an dan turunnya para malaikat dalam jumlah yang besar, termasuk di dalamnya malaikat Jibril.

Para malaikat turun di malam itu dengan cahaya yang cemerlang penuh kedamaian dan kesejahteraan. Kedatangan mereka adalah untuk menyampaikam ucapan selamat kepada orang yang yang melaksanakan puasa Ramadhan dan melaksanakan ibadah lainnya.

Kemuliaan turunnya al-qur’an, merupakan hari yang agung dan bersejarah; turunnya kitab suci itu merupakan titik awal dimulainya suatu kehidupan “Dunia Baru” yang terlepas dari kesesatan dan kedzaliman, menuju kebenaran yang hakiki.

Ketentuan lailatul qadar yang memiliki 1000 keistimewaan itu menjadi misteri bagi setiap hamba yang mencari dan menanti kehadirannya, hanya sedikit orang yang dapat menemukannya; seakan malam lailatul qadar menjadi rahasia Allah SWT semata, dan hanya hamba-hambaNya tertentu yang dikehendaki untuk menemukannya.

Ketentuan Lailatul Qadar

Mengenai ketentuan Lailatul Qadar, kapan itu terjadi, tidak ada ketetapan secara pasti dalam tanggal-tanggal Ramadhan. Akan tetapi kalau dianalisa dan dipahami dari surat al-qadar tersebut akan dikaitkan dengan surat al-Baqarah,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِى اَنْزَلَ فِيْهِ الْقُرْاَنُ هُدًى للِّنَّاسِ وَبَيِنَتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةُ مِنْ اَيَّامٍ اُخَرَ يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَاهَدَىكُمْ وَلَعَلَكُمْ تَشْكُرُوْنَ

(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah ) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. al-Baqarah, 2: 185)

Hadits Lailatul Qadar

Tetapi malam lailatul qadar menjadi kesepakatan ulama, bahwa malam istiwema itu ada dalam satu di antara malam-malam bulan Ramadhan, dan pendapat ulama yang kuat mengatakan; malam lailatul qadar itu terjadi salah satu di antara malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir bulan ramadlon (21, 23, 25, 27, dan 29).

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا اَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرُّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْاَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Dari Aisyah r.a, ia menuturkan, “sesungguhnya Rasulullah s.a.w, bersabda: “carilah malam qadar pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan”. (Hadits Shahih, riwayat al-Bukhari:1878 dan Muslim: 1998)

اِلْتَمِسُوْهَا فِى الْعَشْرِ الْاَوَاخِرِ يَعْنِي لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَاِنْ ضَعُفَ اَحَدُكُمْ اَوْ عَجَزَ فَلَا يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِي 

“Carilah lailatul qadar pada sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan . bila salah seorang di antaramu merasakan lemah atau lelah, maka jangan kamu kalah dalam mencarinya pada tujuh malam terakhir (bukan Ramadhan)”. (Hadits Shahih, riwayat Muslim: 1989)

Dan di antara pendapat-pendapat di atas yang lebih masyhur adalah malam ke-27 bulan Ramadhan itulah turunnya lailatul qadar; sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan Imam Ahmad dengan sanad shahih:

عَنِ ابْنِ عَمْرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : مَنْ كَانَ مُتَحَرِّيْهَا فَلْيَتَحَرَّهَافىِ لَيْلَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ 

Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW, bersaabda: barang siapa mencari malam lailatul qadar, maka seyogyanya mencari pada malam ke-27 bulan ramadhan (Hadits Hasan, riwayat Ahmad:4577).

Ubay bin Ka’ab r.a, juga meriwayatkan bahwa malam qadar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan:

عَنْ اُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَالَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ 

Dari Ubay bin Ka’ab r.a, ia berkata: “malam Qadar adalah malam tanggal 27 (ramadhan)”. (Hadits Hasan, riwayat Ahmad:20265)Riwayat ini didukung pula oleh hadits Zar bin Hubaisy yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:

قَالَ اُبَيّ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَاللهِ اِنِّي لَا اَعْلَمُهَا قَالَ شُعْبَةُ وَاَكْبَرُ عِلْمِي هِيَ اَللَّيْلَةُ الَّتِي اَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ سَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ 

Ubay bin Ka’ab berkata tentang malam Qadar: “demi Allah sungguh aku mengetahuinya, syu’bah r.a, berkata: “pengetahuanku yang paling utama adalah tentang suatu malam yang Rasulullah s.a.w, memerintahkan kepada kami untuk menghidupkannya (malam qadar) adalah malam tanggal 27 (Ramadhan)”. (Hadits Shahih, riwayat Muslim:2000).

Kapan Lailatul Qadar Turun?

Pertanyaan kapan lailatul qadar turun senantiasa menjadi pertanyaan yang aktual bahkan abadi. Karena setiap muslim mendambakan bisa bertemu, menjumpai, atau atas izin dari Allah SWT dipertemukan dengan Malam Seribu Bulan.

Lalu Kapan Lailatul Qadar turun? sejatinya hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui. Dalam Kitab I’anatut Tholibin, Juz II – Halaman 257 Imam Al Ghozali dan Ulama yang lain menyatakan, bahwasanya Lailatul Qadar itu bisa diketahui dari hari permulaan bulan Ramadhan;

  1. Jika awal Ramadhan pada saat hari Ahad atau Rabu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke 29
  2. Jika awal Ramadhan jatuh pada saat hari Senin, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke 21
  3. Jika awal Ramadhan jatuh pada saat hari Selasa atau Jum’at, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke 27
  4. Jika awal Ramadhan jatuh pada saat hari Kamis, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke 25
  5. Jika awal Ramadhan jatuh pada saat hari Sabtu, maka lailatul qadar jatuh pada malam ke 23.

Guru Mulia Syaikh Abu Hasan As Syadzili juga mengatakan; “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadr tidak pernah meleset dengan jadwal tersebut.”

Namun berbeda dari keterangan dalam I’anatut Thalibin dalam halaman 258, kitab Hasyiah al-Bajury dalam juz pertama halaman 304; mencantumkan kaidah lain:

  1. Jika awal puasanya Jumat maka turun pada malam ke-29;
  2. jika Sabtu maka turun pada malam ke-21;
  3. jika Ahad maka turun pada malam ke-27;
  4. jika pada Senin maka turun pada malam ke-29;
  5. jika Selasa maka turun pada malam ke-25;
  6. jika Rabu maka turun pada malam ke-27;
  7. jika Kamis maka turun atau jatuh pada sepuluh akhir malam-malam ganjil

Mengacu pada keterangan dalam kitab Hasyiah Jamal dan I’anatut Thalibin, Lailatul Qadar 2021 Insya Allah turun / jatuh pada malam ke-27 karena awal siang Ramadhan terjadi pada Selasa, dimulai pada tanggal 13 April 2021.

Namun, Mengacu pada keterangan dalam kitab Hasyiah al-Bajury, Lailatul Qadar 2021 Insya Allah turun / jatuh pada malam ke-25 karena awal puasa Ramadhan terjadi pada hari Selasa tanggal 13 April 2021.

Keutamaan Lailatul Qadar

Lailatul Qadar memang fantastis. Wajar jika momen itu sedemikian populer di dalam masyarakat dunia Islam. Ketika Nabi Muhammad memimpin shalat jamaah yang makmumnya para nabi di Baitul Maqdis, Palestina, menjelang mi’raj ke langit; para nabi memohon untuk dihidupkan kembali secara normal di muka bumi meskipun hanya sebagai umat biasa dan tunduk pada ajaran Islam.

Rahasia di balik permohonan itu adalah keberadaan Lailatul Qadar yang tidak pernah ada sebelum umat Nabi Muhammad. Namun, permohonan itu tidak dikabulkan Tuhan. Mengapa para nabi tersebut memandang penting Lailatul Qadar?

Tentu saja, mereka melihatnya demikian karena mereka hidupnya di alam barzakh, bagian dari alam gaib; dan menyaksikan betapa sibuk para malaikat langit turun memberikan fasilitas spiritual kepada para manusia.

Hal ini disebutkan dalam Al Qur’an, “Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS al-Qadr/97:4). Keutamaan Lailatul Qadar dalam bulan istimewa Ramadhan luar biasa.

Demikian, semoga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan Apa, Bagaimana Pengertian, dan Kapan Ketentuan Lailatul Qadar turun? Dan semoga, kita semua umat Islam bisa menjumpainya. Wallahu a’lam bishawab.

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button