Peran NU Sebagai Penyeimbang Informasi Keagamaan

NU CILACAP ONLINE – NU harus berada di tengah. NU memang selama ini selalu berupaya menjadi penyeimbang informasi keagamaan supaya tak terjadi konflik di masyarakat. Informasi melalui media mempunyai pengaruh yang sangat besar.

Sayangnya, pengaruh informasi di media cetak, layar kaca, dan internet tak sepenuhnya berdampak baik. Bahkan, ada berita yang sengaja dibuat-buat dengan tujuan tertentu.

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidullah Shadaqoh menuturkan, lebih singkatnya, berita yang diterima masyarakat ada yang benar dan salah. Keduanya, sama-sama memiliki pengaruh yang besar.

“Namun memang, khobar itu benar atau salah, selalu ada dalam ruang perdebatan. Berita tak benar pun mempunyai pengaruh yang sangat besar,” katanya, pada acara workhsop “Desain Pengelolaan Media dan Tata Usaha NU se-Jateng, di Hotel Muria.

Sebagai rujukan dampak berita salah, ia bercerita kisah perjanjian Hudaibiyah. Pada masa Nabi Muhammad Saw, ada berita bahwa Usman bin Affan telah dibunuh oleh orang-orang Quraish. Imbasnya, hampir terjadi peperangan karena infomasi itu.

“Setelah kejadian itu kemudian ada perjanjian Hudaibiyah. Perjanjian ini diselimuti dengan amarah dan hampir terjadi peperangan. Padahal sahabat Usman meninggal oleh siapa masih dalam perdebatan,” jelasnya.

Masa sekarang pun tak jauh beda. Sering terjadi pertikaian antar kelompok, antar organisasi, antar agama karena mendapat informasi yang tak seimbang. Bahkan, pertikaian antar dan interen agama pun kerap dipicu oleh informasi yang tak valid.

Berlatar itu, NU mempunyai peran yang amat strategis sebagai penyeimbang infomasi, termasuk informasi keagamaan. Itu karena NU berada pada posisi tengah.

Dalam persoalan keagamaan, NU mengambil jalan tengah sebagai solusi terbaik ketika ada dua pendapat yang bertentangan.

“NU berada pada posisi tengah. Posisi tengah itu sangat sentral. Meskipun memang berada di tengah itu kerap mendapat hantaman dari kanan, kiri, depan, dan belakang,” katanya, berefleksi dengan keadaan NU yang mendapat tantangan berat dalam masyarakat.

Menurutnya, NU penting mengambil peran sebagai penyeimbang informasi keagamaan yang ekstrim kanan dan ekstrim kiri. “Karena itu, NU harus berada di tengah. NU memang selama ini selalu berupaya menjadi penyeimbang informasi keagamamaan supaya tak terjadi konflik di masyarakat,” tandasnya.

Dia berharap, dengan adanya portal media NU Jateng baik untuk umat dan bermanfaat. “Bisa juga bermanfaat bagi masyarakat luas serta generasi jam’iyah NU kedepan. Supaya tetap menjaga Islam yang menjadi rahmat bagi sekalian alam,” imbuh pengasuh pondok pesantren Al-Itqon, Bugen, Tlogosari Semarang itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button