Harlah NU ke 89, 16 Rajab 1344 H – 16 Rajab 1433 H

NU CILACAP ONLINE – Peringatan Harlah NU bulan Rajab telah menjadi tradisi di lingkungan organisasi Nahdlatul Ulama. Organisasi Islam Aswaja ini memperingati hari lahir (Harlah) yang ke-89 pada 16 Rajab 1433 H (16 rajab 1344 hijriyah bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926).

Peringatan Harlah NU bulan Rajab tahun ini memasuki ke 89 tahun, ini jika dihitung mundur menurut penganggalan qamariyah atau hijriyah. NU secara resmi didirikan di Surabaya pada 16 Rajab 1344 H.

Berdasarkan hasil rukyatul hilal awal bulan Rajab kemarin, tanggal 16 Rajab jatuh pada hari Kamis, bertepatan dengan tanggal 7 Juni 2012.  Istilah “Harlah” ini sendiri sangat khas NU.

Tidak ada alasan yang terlalu serius kenapa harus memakai istilah ini, sekedar menemukan kekhasan saja. Tidak hanya untuk memperingati kelahiran NU, peringatan Harlah juga dilakukan untuk badan otonom di lingkungan NU seperti IPNU/IPPNU, Ansor, Fatayat, Muslimat dan badan otonom lainnya.

Peringatan Harlah ini tidak menjadi keharusan, meminjam istilah fiqih, hukumnya sunnah saja. Dan seperti Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang biasa diselenggarakan oleh warga NU (Nahdliyin), waktu pelaksanaan Harlah pun tidak harus pakem dilakukan pada saat itu juga. Peringatan Harlah bisa dilakukan di hari-hari di sekitar tanggal 16 Rajab itu.

Artikel Terkait

Secara formal tradisi peringatan Harlah NU bulan Rajab diadakan menurut penanggalan Hijriyah, namun peringatan Harlah juga terkadang dilakukan warga berdasarkan perhitungan kalender Masehi. 16 Rajab 1344 bertepatan dengan 31 Januari 1926 M. NU tidak terlalu mengikat, karena tali pengikat bumi dalam lambang NU sengaja dikendurkan. Yang terpenting dari peringatan Harlah adalah esensinya.

Kegiatan inti peringatan Harlah NU di tingkat Pengurus Besar hingga tingkat Pengurus Ranting di berbagai daerah adalah pembacaan Tahlil yang dihadiahkan pahalanya untuk para mu’assis atau para ulama yang telah mendirikan organisasi ini.

Secara nasional, Harlah NU kali ini mengambil Tema “Kembali ke Khittah Indonesia 1945: Meningkatkan Khidmah NU menuju Indonesia yang Berdaulat, Adil dan Makmur.” Ini persis dengan tema Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU 2012 yang akan diselenggarakan di Cirebon pada pertengahan September nanti.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj saat memberikan taushiyah pada malam peringatan Harlah ke-89 NU, Rabu (6/6) lalu mengatakan, Khittah NU sudah selesai. NU sudah menegaskan posisinya pada khitah 1926. Sebagai Organisasi Islam Aswaja NU telah memantapkan diri menjadi organisasi sosial keagamaan sejak 1984 lalu. Maka tugas NU saat ini adalah mengajak bangsa Indonesia kepada semangat proklamasi 1945.

NU akan mendukung setiap kebijakan pemerintah yang adil dan benar, tetapi NU akan mengkritik setiap kebijakan pemerintah yang tidak benar dan tidak adil bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Sikap kritis NU dalam mendukung atau mengkritik pemerintah ini didasari oleh pertimbangan etis, bukan oleh pertimbangan politis, karena itu akan dilakukan terus walaupun NU bukan partai politik tetapi organisasi keagamaan yang memang memiliki tugas moral atau etis, demikian disampaikan Ketua Umum.

Kelahiran NU dilatarbelakangi faktor internasional dan nasional. Di tingkat internasional, kelahiran NU merupakan respon atas merajalelanya paham Wahabi yang didukung oleh kekuasaan di Arab Saudi, yang ditandai dengan pelarangan praktik bermadzhab dan rencana pembumihangusan situs-situs sejarah Islam, termasuk makam Nabi Muhammad SAW. Dan dalam hal ini NU telah berhasil menghentikan kemauan Wahabi tersebut.

Di tingkat nasional, kelahiran NU merupakan bagian dari gerakan kebangkitan nasional, menuju Indonesia merdeka, berdaulat, adil dan makmur. NU merupakan pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dan kini, setelah 89 tahun NU lahir, dan setelah 66 tahun Indonesia merdeka, NU bertugas menyadarkan kembali bangsa ini agar kembali kepada jati dirinya, kembali ke Khittah 1945

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button